tag:blogger.com,1999:blog-84801261438619512732024-02-22T14:24:05.255+08:00My StoryMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.comBlogger103125tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-70152217792113607452011-06-26T11:32:00.002+08:002011-06-26T11:44:41.128+08:00Beautiful<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiam7naqaO_orxrA0A8PtgllehOCcORQYcTBQMlbFtTI7hAFEqNEj3gGgtK3z6et6pBbeFvNt0Kj6b1hWLOIAM58jtK206tBsNYdEaooLg4j6YTuKGBa6ioEQ_xkTzQN6_vlTdiWeVbROMZ/s1600/155380_166838063350611_100000732564427_389427_1249817_n.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 176px; height: 224px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiam7naqaO_orxrA0A8PtgllehOCcORQYcTBQMlbFtTI7hAFEqNEj3gGgtK3z6et6pBbeFvNt0Kj6b1hWLOIAM58jtK206tBsNYdEaooLg4j6YTuKGBa6ioEQ_xkTzQN6_vlTdiWeVbROMZ/s320/155380_166838063350611_100000732564427_389427_1249817_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5622367468161317090" /></a><br /><br />Semalam aku bermimpi berjalan bersamamu,<br />Manisku<br />Menyusuri jalan yang pernah kutahu;<br />Jalanan di pedesaan di mana tumbuh bunga-bunga,<br />Berwarna manis merah, dengan embun di atasnya,<br />Dan sinar mentari disarign pohon-pohon nan lebat daunnya;<br />Dan diseluruh langit biru ciptaan Tuhan.<br />Di sana aku berjalan bersamamu bergandengan tangan.<br /><br />Oh, beranikah aku memintamu berjalan bersamaku,<br />menyusuri jalan nan tenang dan bebas itu,<br /><br />Bisakah engaku berjalan tanpa rasa sendu<br />Di jalanan yang berseru dalam mimpi kepadaku,<br />Ataukah akan terlalu rendah bagimu?<br />Karena anggrek tidak tumbuh di sini, kau tahu, <br />Bisakah engkau menyukai kembang merah dan aku Manis ku ?<br /><br /><br />B.Y WilliamsMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-78973993921629234122011-06-26T11:20:00.002+08:002012-02-09T11:40:46.219+08:00Merana Tanpa Kekasih By vinzhu_shu/>Apalah daya diri ini tersipu<br />Untuk siapakah hati ini menderu<br />Untuk apa diri ini termangu<br />Membayangkan dirimu duhai pujaan ku<br /><br />Dimana ku harus mencari bayangmu<br />Memilah Dikegelapan yang yang menanungi ku <br />Sampai kapan ku harus menunggu<br />Akanhadirnya dirimu di pangkuan ku<br />Ku berpikir caraku untuk mengadu<br />Di benakku hanya tersimpan senyum mu<br />Tanya ku ..<br />Mengapa engkau berlalu meninggalkanku<br /><br />Dalam kesunyian aku mencari<br />Memilah jawaban rindu yang terpatri<br />Mendayu Terhempas dalam syimphoni<br />Akan penantian yang menyakiti<br /><br />Di bawah terik mentari aku menanti<br />Kehadiranmu wahai pelipur hati<br /><br /><br />Namun ku takkan pernah menyerah<br />Meski raga ini begitu lelah<br />Jiwa ku kini penuh rasa bersalah<br />Rasa yang selalu kalah<br />lelah kalah dalam berhibah<br />Saat berperang melawan amarah<br />diri kan tetap tegar dalam melangkah<br />Hadapi semua cobaan meski tiada arah<br /><br />karena cintaku akan tetap pada arah yang tlah tercurahMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-29349637921628822632011-05-16T11:14:00.001+08:002011-05-16T11:27:28.917+08:00Guru (puisi singkat)Guru ...<br />Kala hampa akan ilmu menyelimuti<br />Saat rebah kemiskinan mengalir dalam<br />Nan deru kebodohan menggaung gema<br />Kaulah pelita ilmu penyelamat bangsa<br />Tanpamu bangsa Alfa ilmu<br />Takkan pernah tau A<br />Takkan pernah tau 1<br />Dan takkan pernah tau itu<br />Hadirmu memberikan cahaya ilmu dalam hidup kami<br />Menerangi setiap pijakan langkah kami<br />Mengentaskan kami dari jurang kebodohan<br />Dan menyelamatkan kami dari jerat kemiskinan<br />GURU…<br />Betapa mulia dedikasimu untuk kami<br />Keyakinan kuat akan suatu perubahan besar<br />Mendorongmu untuk terus dan terus melangkah<br />‘tuk coba sapukan kuas ilmu dalam diri kami<br />Coretan demi coretan warna abstrak terhantar<br />Memberikan lukisan baru dalam dunia pendidikan<br />Ulasan demi ulasan kata tlah terlontar<br />Mewarnai merah biru dalam referensi keilmuanMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-82853769122234503262011-05-16T11:07:00.003+08:002011-05-16T11:14:04.747+08:00secondhand serenade (Fall for you)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2IVNCR9aHbl424Oc-k135CkJabj1dQtyBWeNTiRNN9SuhyphenhypheniJ-X4pPYRVqFxO29lcrsjI2soHrUmgEjOgsLOI8Whsmh-itsexonYl7gwX3evnIp2_HL7MyKfk9anEQAr4UDlobft4vU8-T/s1600/images.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 135px; height: 135px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2IVNCR9aHbl424Oc-k135CkJabj1dQtyBWeNTiRNN9SuhyphenhypheniJ-X4pPYRVqFxO29lcrsjI2soHrUmgEjOgsLOI8Whsmh-itsexonYl7gwX3evnIp2_HL7MyKfk9anEQAr4UDlobft4vU8-T/s320/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607146889486484690" /></a><br />The best thing about tonight's that we're not fighting<br />Could it be that we have been this way before<br />I know you don't think that I am trying<br />I know you're wearing thin down to the core<br /><br />But hold your breathe<br />Because tonight will be the night<br />That I will fall for you<br />Over again<br />Don't make me change my mind<br />Or I won't live to see another day<br />I swear it's true<br />Because a girl like you is impossible to find<br />You're impossible to find<br /><br />This is not what I intended<br />I always swore to you I'd never fall apart<br />You always thought that I was stronger<br />I may have failed but I have loved you from the start<br /><br />Oh, But hold your breathe<br />Because tonight will be the night<br />That I will fall for you<br />Over again<br />Don't make me change my mind<br />Or I won't live to see another day<br />I swear it's true<br />Because a girl like you is impossible to find<br />It's impossible<br />So breathe in so deep<br />Breathe me in<br />I'm yours to keep<br />And hold on to your words<br />Cause talk is cheap<br />And remember me tonight<br />When you're asleep<br /><br />Because tonight will be the night<br />That I will fall for you<br />Over again<br />Don't make me change my mind<br />Or I won't live to see another day<br />I swear it's true<br />Because a girl like you is impossible to find<br /><br />Tonight will be the night<br />That I will fall for you<br />Over again<br />Don't make me change my mind<br />Or I won't live to see another day<br />I swear it's true<br />Because a girl like you is impossible to find<br />You're impossible to findMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-67695012625057045492011-05-15T11:30:00.002+08:002011-05-15T12:25:19.342+08:00Mancing mania<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5B_JAP4QcYSiMtawkjzxYFyWl1VlwN5HP-3DB1L4uyydwH_GqulG3KDZfIgTcAjUDyC2uQ7Y76NJpEJciMpyYc6ncmEr6K6utsyR9mzqiswILX6BM4FEJJYiR62gX02LOHOlaZIsHn5aX/s1600/1_660980835l.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5B_JAP4QcYSiMtawkjzxYFyWl1VlwN5HP-3DB1L4uyydwH_GqulG3KDZfIgTcAjUDyC2uQ7Y76NJpEJciMpyYc6ncmEr6K6utsyR9mzqiswILX6BM4FEJJYiR62gX02LOHOlaZIsHn5aX/s320/1_660980835l.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5606790560723522962" /></a><br /><br />Ayo-ayo mancing, siapa mau ikut hahaha<br />Minggu yang indah buat mancing, cuaca mendung, ga panas, ditemenin secangkir teh es :D<br />with teman-teman, lama sih ngga mancing bareng, ikan pepuyu, kali aza juga sih ada pepuyu begincu, sodorin tuh umpan, am makan bareng deh hahahha<br />tapi ada satu hal yang paling berkesan mancing hari ini, aku dapat ikan banyaaaaaaaaaaaaaaaaak banget, padahal jarang-jarang q dapat ikan banayk, biasanya cuma dikit bisa dihitung ama jari kaki ckckck sampe-sampe pengen di beli orang, tapi ngga ku jual soalnya pengen ku makan bareng teman-teman :D<br />MAkasih ya teman sudah ngajak ku mancing :)<br />tulis apa lagi ya, bingung, udah dulu ah, otak q mumet laper pengen makan tu ikan-ikan hahaha :DMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-90333919258085401612011-04-15T14:50:00.000+08:002011-04-15T14:52:03.469+08:00GuruA. Siapa itu Guru?<br /><br />Orang yang mengajar dikenali sebagai guru. Perkataan guru adalah hasil gabungan dua suku kata iaitu `Gur' dan `Ru'.<br /><br />Dalam bahasa jawa, Gu diambil daripada perkataan gugu bermakna boleh dipercayai manakala Ru diambil daripada perkataan tiru yang bermaksud boleh diteladani atau dicontohi. Oleh itu, GURU bermaksud seorang yang boleh ditiru perkataannya, perbuatannya, tingkah lakunya, pakaiannya, amalannya dan boleh dipercayai bermaksud keamanahan yang dipertanggungjawabkan kepadanya untuk dilakukan dengan jujur.<br /><br /><br />B. Maksud Mengajar<br /><br />Mengajar sebenarnya bermaksud menyampaikan ilmu pengetahuan maklumat, memberi galakan, membimbing, memberi dan meningkatkan kemahiran, meningkatkan keyakinan, menanam nilai-nilai murni dan luhur kepada para pelajar yang belum mengetahui. Ia bukan sekadar menyampaikan maklumat atau bahan pengajaran dalam sebuah kelas. lebih mendukacitakan lagi jika proses mengajar dianggap sekadar menyampai maklumat dan menghabiskan sukatan pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Proses mengajar mempunyai konsep yang sangat luas, ia bertujuan untuk menjadikan seseorang individu itu lebih bertanggungjawab dan mampu menjana fikirannya untuk terus bahagia dan berjaya mengatasi cabaran yang akan dihadapai. Ini hanya akan dicapai sekiranya proses pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan mencapai tahap pengajaran berkesan.<br /><br /><br />C. Peranan dan Tugas Mengajar<br /><br />Setiap guru seharusnya mengetahui peranan dan tugas mereka secara terperinci jika mereka ingin berusaha melakukan dan menghasilkan pengajaran yang berkesan. Di antara tugas seorang guru ialah<br /><br />1. menyampaikan ilmu pengetahuan<br /><br />2. menyampaikan maklumat<br /><br />3. menyampai dan<br /><br />4. memberi kemahiran serta<br /><br />5. memupuk nilai-nilai murni dan luhur sebagaimana yang telah disebutkan di atas.<br /><br />Manakala peranan guru pula ialah sebagai pembimbing, pendidik, pembaharu, contoh dan teladan, pencari dan penyelidik, penasihat dan kaunselor, pencipta dan pereka, pencerita dan pelakon, penggalak dan perangsang, pengilham cita-cita, pengurus dan perancang, penilai, pemerhati, rakan dan kawan pelajar, doktor dan pengubat, penguat kuasa, pemberi petunjuk orang yang berwibawa dan sebagainya.<br /><br />Jelas menunjukkan bahawa menjadi seorang guru merupakan satu tugas dan peranan yang agak berat. Sebenarnya, jika anda anggap tugas itu berat, maka beratlah ia. Jika anda terima ia sebagai satu cabaran dengan cara yang positif, maka mudahlah ia.<br /><br /><br />D. Pengertian Profesi<br /><br />Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.<br /><br />Jabatan Guru Sebagai Suatu Profesi. Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain. Namun dalam perjalanan selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari pekerjaan lain. Menurut artikel "The Limit of Teaching Proffesion," profesi guru termasuk ke dalam profesi khusus selain dokter, penasihat hukum, pastur. Kekhususannya adalah bahwa hakekatnya terjadi dalam suatu bentuk pelayanan manusia atau masyarakat. Orang yang menjalankan profesi ini hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya, itu haknya; ia dan keluarganya harus hidup akan tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang menjadi motivasi utamanya, melainkan kesediaannya untuk melayani sesama.<br /><br />Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi. Mereka (guru) dalam keadaan darurat dianggap wajib juga membantu tanpa imbalan yang cocok. Atau dengan kata lain hakikat profesi luhur adalah pengabdian kemanusiaan.<br /><br /><br />E. Dua Prinsip Etika Profesi Luhur<br /><br />Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama ialah agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih. Dr. B. Kieser menuliskan: "Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan orang dan menurut aturan-aturan kelompok (profesi luhur), para profesional wajib membaktikan keahlinan mereka semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari seorang profe-sional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan klien."<br /><br />Yang kedua adalah bahwa para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi, agar kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya hal ini kita kenal sebagai kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur menuntut seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam keadaan apapun tetap menjunjung tinggi tuntutan profesinya.<br /><br />Kesimpulannya adalah jabatan guru juga merupakan sebuah profesi. Namun demikian profesi ini tidak sama seperti profesi-profesi pada umumnya. Bahkan boleh dikatakan bahwa profesi guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya belaka.<br /><br /><br />F. Tuntutan Seorang Guru<br /><br />Di atas telah dijelaskan tentang mengapa profesi guru sebagai profesi khusus dan luhur. Berikut akan diuraikan tentang dua tuntutan yang harus dipilih dan dilaksanakan guru dalam upaya mendewasakan anak didik. Tuntutan itu adalah:<br /><br />1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik dan mengembangkan self esteem anak didik.<br /><br />2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara kritis terhadap pilihan-pilihan. Secara konkrit anak didik mampu mengambil keputusan untuk menentukan mana yang baik atau tidak baik.<br /><br />Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok satu sebagai tuntutan yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah suatu pengembangan konsep manusia terhadap apa yang baik dan bersifat eks-klusif. Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap apa yang baik hanya dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa sehingga tak terakomodir konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak diajarkan bahwa untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya bertitik tolak pada diri siswa sendiri tetapi perlu mengerti konsep ini dari orang lain atau lingkungan sehingga menutup kemung-kinan akan timbulnya visi bersama (kelompok) akan hal yang baik.<br /><br />Berbeda dengan tujuan yang pertama, tujuan yang kedua lebih menekankan akan kemampuan dan peranan lingkungan dalam menentukan apa yang baik tidak hanya berdasarkan pada diri namun juga pada orang lain berikut akibatnya. Di lain pihak guru mempersiapkan anak didik untuk melaksanakan kebebasannya dalam mengembangkan visi apa yang baik secara konkrit dengan penuh rasa tanggung jawab di tengah kehidupan bermasyarakat sehingga pada akhirnya akan terbentuklah dalam diri anak sense of justice dan sense of good. Komitmen guru dalam mengajar guna pencapaian tujuan mengajar yang kedua lebih lanjut diuraikan bahwa guru harus memiliki loyalitas terhadap apa yang ditentukan oleh lembaga (sekolah). Sekolah selanjutnya akan mengatur guru, KBM dan siswa supaya mengalami proses belajar-mengajar yang berlangsung dengan baik dan supaya tidak terjadi penyalahgunaan jabatan. Namun demikian, sekolah juga perlu memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan, memvariasikan, kreativitas dalam merencanakan, membuat dan mengevaluasi sesuatu proses yang baik (guru mempunyai otonomi). Hal ini menjadi perlu bagi seorang yang profesional dalam pekerjaannya.<br /><br />Masyarakat umum juga dapat membantu guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap `proses' anak didik. Ma-syarakat dapat mengajukan saran, kritik bagi lembaga (sekolah). Lembaga (sekolah) boleh saja mempertimbangkan atau menggunakan masukan dari masyarakat untuk mengembangkan pendidikan tetapi lembaga (sekolah) atau guru tidak boleh bertindak sesuai dengan kehendak masyarakat karena hal ini menyebabkan hilangnya profesionalitas guru dan otonomi lembaga (sekolah) atau guru.<br /><br />Dengan demikian, pemahaman akan visi pekerjaan sesuai dengan etika moral profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru bukan dianggap sebagai beban melainkan visi yang akan dicapai guru melalui pro-ses belajar mengajar. Guru perlu diberikan otonomi untuk mengembangkan dan mencapai tuntutan tersebut.<br /><br /><br />G. Etika Keguruan<br /><br />Sebenarnya kode etika pada suatu kerja adalah sifat-sifat atau ciri-ciri vokasional, ilmiah dan aqidah yang harus dimiliki oleh seorang pengamal untuk sukses dalam kerjanya. Lebih ketara lagi ciri-ciri ini jelas pada kerja keguruan. Dari segi pandangan Islam, maka agar seorang muslim itu berhasil menjalankan tugas yang dipikulkan kepadanya oleh Allah S.W.T pertama sekali dalam masyarakat Islam dan seterusnya di dalam masyarakat antarabangsa maka haruslah guru itu memiliki sifat-sifat yang berikut:<br /><br />1. Bahwa tujuan, tingkah laku dan pemikirannya mendapat bimbingan Tuhan (Rabbani), seperti disebutkan oleh surah Al-imran, ayat 79, "Tetapi jadilah kamu Rabbani (mendapat bimbingan Tuhan)".<br /><br />2. Bahwa ia mempunyai persiapan ilmiah, vokasional dan budaya menerusi ilmu-ilmu pengkhususannya seperti geografi, ilmu-ilmu keIslaman dan kebudayaan dunia dalam bidang pengkhususannya.<br /><br />3. Bahwa ia ikhlas dalam kerja-kerja kependidikan dan risalah Islamnya dengan tujuan mencari keredhaan Allah S.W.T dan mencari kebenaran serta melaksanakannya.<br /><br />4. Memiliki kebolehan untuk mendekatkan maklumat-maklumat kepada pemikiran murid-murid dan ia bersabar untuk menghadapi masalah yang timbul.<br /><br />5. Bahwa ia benar dalam hal yang didakwahkannya dan tanda kebenaran itu ialah tingkah lakunya sendiri, supaya dapat mempengaruhi jiwa murid-muridnya dan anggota-anggota masyarakat lainnya. Seperti makna sebuah hadith Nabi S.A.W, "Iman itu bukanlah berharap dan berhias tetapi meyakinkan dengan hati dan membuktikan dengan amal".<br /><br />6. Bahwa ia fleksibel dalam mempelbagaikan kaedah-kaedah pengajaran dengan menggunakan kaedah yang sesuai bagi suasana tertentu. Ini memerlukan bahawa guru dipersiapkan dari segi professional dan psikologikal yang baik.<br /><br />7. Bahwa ia memiliki sahsiah yang kuat dan sanggup membimbing murid-murid ke arah yang dikehendaki.<br /><br />8. Bahwa ia sedar akan pengaruh-pengaruh dan trend-trend global yang dapat mempengaruhi generasi dan segi aqidah dan pemikiran mereka.<br /><br />9. Bahawa ia bersifat adil terhadap murid-muridnya, tidak pilih kasih, ia mengutamakan yang benar.<br /><br />Seperti makna firman Allah S.W.T dalam surah al Maidah ayat ke 8: "Janganlah kamu terpengaruh oleh keadaan suatu kaum sehinga kamu tidak adil. Berbuat adillah, sebab itulah yang lebih dekat kepada taqwa. Bertaqwalah kepada Allah, sebab Allah Maha Mengetahui apa yang kamu buat".<br /><br />Inilah sifat-sifat terpenting yang patut dipunyai oleh seorang guru Muslim di atas mana proses penyediaan guru-guru itu harus dibina.<br /><br />Buku-buku pendidikan telah juga memberikan ciri-ciri umum seorang guru, ciri-ciri itu tidak terkeluar dan sifat-sifat dan aspek-aspek berikut:<br /><br />1. Tahap pencapaian ilmiah<br /><br />2. Pengetahuan umum dan keluasan bacaan<br /><br />3. Kecerdasan dan kecepatan berfikir<br /><br />4. Keseimbangan jiwa dan kestabilan emosi<br /><br />5. Optimisme dan entusiasme dalam pekerjaan<br /><br />6. Kekuatan sahsiah<br /><br />7. Memelihara penampilan(mazhar)<br /><br />8. Positif dan semangat optimisme<br /><br />9. Yakin bahawa ia mempunyai risalah(message)<br /><br />Dari uraian di atas jelaslah bahwa seorang guru Muslim memiliki peranan bukan sahaja di dalam sekolah, tetapi juga diluarnya. Oleh yang demikian menyiapkannya juga harus untuk sekolah dan untuk luar sekolah. Maka haruslah penyiapan ini juga dipikul bersama oleh institusi-institusi penyiapan guru seperti fakulti-fakulti pendidikan dan maktab-maktab perguruan bersama-sama dengan masyarakat Islam sendiri, sehingga guru-guru yang dihasilkannya adalah guru yang soleh, membawa perbaikan (muslih), memberi dan mendapat petunjuk untuk menyiarkan risalah pendidikan Islam. Petunjuk (hidayah) Islam di dalam dan di luar adalah sebab tujuan pendidikan dalam Islam untuk membentuk generasi-generasi umat Islam yang memahami dan menyedari risalahnya dalam kehidupan dan melaksanakan risalah ini dengan sungguh-sungguh dan amanah dan juga menyedari bahawa mereka mempunyai kewajipan kepada Allah S.W.T dan mereka harus melaksanakan tugas itu dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Begitu juga mereka sedar bahawa mereka mempunyai tanggung jawab, maka mereka menghadapinya dengan sabar, hati-hati dan penuh prihatin. Begitu juga mereka sedar bahawa mereka mempunyai tanggungjawab terhadap masyarakatnya, maka mereka melaksanakannya dengan penuh tanggungjawab, amanah, professionalisme dan kecekalan. Dengan demikian umat Islam akan mencapai cita-citanya dalam kehidupan dengan penuh kemuliaan, kekuatan, ketenteraman dan kebanggaan. Sebab Allah S.W.T telah mewajibkan kepada diriNya sendiri dalam surah al-Nahl ayat ke 97, "Ia tidak akan mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik"Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-25137022325413517502011-04-15T14:38:00.000+08:002011-04-15T14:48:54.271+08:00Media Education and Media Studies MediaBazalgette argues that one of the main errors made by Scottish teachers lay in their failure to comprehend that her swingeing attack on media education was not meant to apply to media studies. She did not argue, as Murphy alleges, that media studies is confused and contradictory. She "argued that media education is confused and contradictory. When I use the term 'media education', as the paper makes clear, I am referring to media education in the mandatory sector and the still unrealised goal of making it a universal entitlement. This is not the same as Media Studies, by which I mean optional specialist courses post-14, which are taken by a minority of students and where the arguments are quite different. Media Studies has successfully gained ground; media education hasn't. I think that's a problem". <br />The "error" of Scottish teachers in failing to grasp Bazalgette's highly idiosyncratic definition of media education is certainly understandable. It is not a definition which her paper makes clear, as she asserts (there is no reference to it in my copy). And whilst the exclusion of media studies from the term 'media education' might have some claim to be an original linguistic contribution to the field, it is not, I fear, a useful one. Words cannot simply mean what we choose. In the real world they have a currency and logic both of which collapse in Bazalgette's usage. "Media education has to be seen as an umbrella term, which includes media studies courses and indeed any other forms of teaching about the media" as Cary Bazalgette put it in 1989.<br />The problem for Bazalgette is that her response will look to many like an inglorious retreat from her arguments in the face of teacher criticism. In backing down, however, she has replaced an intellectually untenable argument with one which is, frankly, gibberish. Her argument now appears to be that whilst media education is confused and contradictory, media studies is not or may not be. At first sight this seems to be an absurd position, and a better example of "confused and contradictory" argument than any that media educators have ever produced. It certainly requires some elaboration, justification or even minimal explanation. <br />In fact media studies and media education share a common conceptual framework. In the words of the BFI's own Secondary Curriculum statement "the basic premises and conceptual structure of media education and media studies should be substantially the same". It is a framework which, with minor modifications, has been coherent and persuasive enough to command the allegiance and underpin the practice of media teachers across the globe. This has been a remarkable and major achievement carried out (pace Bazalgette's protestations of failure) in the short space of fifteen years and in the face of an almost universally hostile and conservative educational climate. <br />Bazalgette's belief that "media studies has successfully gained ground; media education hasn't" strongly suggests that media studies is not vulnerable to the charges she lays against media education. The problem for Bazalgette is that her criticisms of media education were primarily theoretical ones: "it's incoherent, it's unmanageable, it's a theoretical hybrid, it's trying to do too much. It can never form the basis of a coherent model of learning" (my emphasis). To sustain her revised position Bazalgette would have to demonstrate that there are theoretical differences between media education and media studies which are of such magnitude that they have made media education incoherent whilst media studies has remained successful. Since, if such major theoretical differences did exist Bazalgette would almost certainly have mentioned them, the suspicion must exist that she has simply failed to think through even the most immediate consequences of her position. <br />Bazalgette's paper to AMES is very similar to a number of others she has presented over the past few years. An examination of these papers does suggest a shifting of position. Addressing the London Media '98 conference in 1998, Bazalgette did explicitly make a distinction between media education and media studies courses. However her criticisms of conceptual confusion seemed to apply to both.<br />"The purpose of specialist media studies courses is not substantially clearer (than that of media education). With the Marxist project relegated to collective amnesia, few teachers can offer a cogent and convincing case for studying media institutions or for continuing to struggle with vast ranges of media within a single syllabus."<br />In a paper written for a conference in Vienna in 1999 Bazalgette presented her now familiar criticisms of what she this time called 'the media education project. Here she made no distinction between media education and media studies and it is reasonable to suppose that her international audience, like AMES teachers, will have assumed she was including both in her criticisms.<br />On the basis of these three papers it does seem as if Bazalgette intended to make a broadly based attack upon media education, from which media studies had not been excluded, and that in the face of criticism from teachers she has retreated to a position which hinges on a crucial distinction between these two "fields". Precisely what this distinction is, however, she does not specify. Her retreat, far from being a safe haven, has opened up theoretical problems so formidable that they render her argument unintelligible.<br />Bazalgette's now "clarified" position poses further questions both for her and the BFI. If media education is so lacking in rigour, if "it can never form the basis of a coherent model of learning", then why has the BFI been advocating it for the past fifteen years? ? Has it suddenly become incoherent? Apakah tiba-tiba menjadi membingungkan? Or has the BFI been responsible for leading teachers up the garden path for all of this time? And as the institution which has arrogated to itself a leading role in the development of media education in England and Wales over the past decade, might not the BFI itself bear at least a smidgen of responsibility for some of the failings of the movement, and for some of the criticisms which might legitimately be made of it?Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com35tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-34830333632435757512011-04-04T13:51:00.000+08:002011-04-04T15:17:06.378+08:00Nama Globe (Bola dunia )Alat Peraga ini digunakan untuk memperagakan terjadinya siang dan malam, rotasi dan revolusi bumi, perbedaan waktu , perbedaan iklim, melihat pulau-pulau diseluruh dunia, Selain berfungsi sebagai media pendidikan ( menunjukkan batas-batas negara, dll) , juga mengandung unsur fancy ( mainan) . Karena pada tatakan bagian bawah juga bisa difungsikan sebagai celengan.<br />Media Alat peraga untuk Pelajaran IPS (social science)<br />Globe Biru ini berdiameter 13 cm, dengan frame berwarna biru. Globe ini dalam bentuk politikal ( gambar berdasarkan batas-batas politik negara) .<br /><br />Manfaat dan kelebihan globe : <br />• Memperlihatkan bentuk bumi yg mendekati kebenarannya, <br />• Menunjukan suatu lokasi walaupun tidak sedetail peta<br />• Untuk mengetahui letak astronomis<br />• Untuk mengetahui gerak rotasi bumi<br />• Untuk memperagakan gerhana bulan dan matahari<br />• Untuk menjelaskan perbedaaan waktu<br />• Untuk mengetahui luas wilayah <br />• Simpel bisa dibawa kemana-mana<br />• Membandingkan luas daratan dengan luas lautan di permukaan bumi.<br />Kelemahan dan kekurangan globe<br />• Globe kurang praktis dan membingungkan untuk kepentingan pejelajahan bumi, misalnya: pelayaran, penerbangan, dan perjalanan darat. Oleh karena itu mereka sering diubah menjadi peta, dengan cara menggunting globe menjadi beberapa lembar kecil dan diletakkan secara mendatar.<br />• Banyaknya menggunakan symbol dan garis, sehingga bisa mengakibatkan menjadi rumit untuk dipahami.<br />• Gambar yang kurang jelas<br />• Terlalu kecil<br />• Tidak punya skala perbandingan yang sesungguhnya karena tanpa skala kita tidak tau berapa perbandingan yang buatan sama yg asli .Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-51730053020925665752011-02-06T08:39:00.000+08:002011-02-06T08:42:59.717+08:00Psikologi GestaltA. Latar Belakang<br />Max Wertheimer (1880-1943) seorang yang dipandang sebagai pendiri dari Psikologi Gestalt, tetapi ia bekerjasama dengan dua temannya, yaitu Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967). Ketiga tokoh ini mempunyai pemikiran yang sama atau searah. Kata Gestalt sesungguhnya sudah ada sebelum Wertheimer dan kawan-kawan menggunakannya sebagai nama. Palland (dari Belanda) mengatakan bahwa pengertian Gestalt sudah pernah dikemukakan pada jaman Yunani Kuno.<br />Menurut Palland : Plato dalam uraiannya mengenai ilmu pasti (matematika), telah menunjukkan bahwa dalam kesatuan bentuk terdapat bagian-bagian atau sifat-sifat yang tidak terdapat (tidak dapat terlihat) pada bagian-bagiannya. Watson sebagai tokoh aliran behaviorisme menentang Wundt (strukturalisme), sementara itu di Jerman juga terjadi arus yang menentang apa yang dikemukakan oleh Wundt dan Tithecener atau kaum strukturalis pada umumnya, yaitu aliran Gestalt yang dipelopori oleh Max Wertheimer dengan artikelnya “On Apparent Movement”, yang terbit pada tahun 1912. Aliran ini juga menentang aliran behaviorisme yang mempunyai pandangan yang elementaristik.<br />Menurut Gestalt, baik strukturalisme maupun behaviorisme kedua-duanya melakukan kesalahan, yaitu karena mengadakan atau menggunakan reductionistic approach, keduanya mencoba membagi pokok bahasan menjadi elemen-elemen. Strukturalisme mereduksi perilaku dan berpikir sebagai elemen dasar, sedangkan<br />behaviorisme mereduksi perilaku menjadi kebiasaan (habits), respons berkondisi atau secara umum dapat dikemukakan hubungan stimulus-respon. Aliran Gestalt tidak setuju mengenai reduksi ini. Pandangan pokok psikologi Gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu merupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu Gestalt. Psikologi Gestalt semula memang timbul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api yang disebutnya sebagai phi phenomena. Dalam pengalaman tersebut sinar yang tidak bergerak dipersepsi sebagai sinar yang bergerak (Garret, 1958).<br />Walaupun secara objektif sinar itu tidak bergerak. Dengan demikian maka dalam persepsi itu ada peran aktif dalam diri perseptor. Ini berarti bahwa dalam individu mempersepsi sesuatu tidak hanya bergantung pada stimulus objektif saja, tetapi ada aktivitas individu untuk menentukan hasil persepsinya. Apa yang semula terbatas pada persepsi, kemudian berkembang dan berpengaruh pada aspek-aspek lain, antara lain dalam psikologi belajar. Bagi para ahli pengikut Gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi.<br />Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder, bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya, keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Bila kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu<br />bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian menuyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya<br />B. Pengertian Psikologi Gestalt<br />Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling dasar dalam Psikologi Gestalt. Dalam hal ini Psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat phenomonologi yang mengatakan bahwa suatu pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam suatu phenomena terdapat dua unsur yaitu obyek dan arti. Obyek merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah tertangkap oleh indera, obyek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada obyek itu.<br />C. Tokoh –tokoh Gestalt<br />1. Max Wertheimer (1880-1943)<br />Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik tetapi proses mental sehingga diambil kesimpulan ia menentang pendapat Wundt.<br />Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian.<br />Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :<br />a) Hukum Kedekatan (Law of Proximity)<br />b) Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)<br />c) Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)<br />2. Kurt Koffka (1886-1941)<br />Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910, ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala<br />psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka tentang belajar antara lain:<br />a. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.<br />b. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.<br />c. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.<br />3. Wolfgang Kohler (1887-1967)<br />Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergi ke Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu dengan Wartheimer dan Koffka.<br />Kohler berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai Direktur stasiun “Anthrophoid” dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah melakukan penyelidikannya terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajuk The Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah : seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu. Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organism –dalam hal ini simpanse– dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian atau dengan insight.<br />4. Kurt Lewin (1890-1947)<br />Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt Lewin. Lewin lahir di Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi thn 1914. Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Kohler dan mengambil konsep psychological field juga dari Gestalt. Pada saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat. Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi Director of the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of Technology (MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun.<br />Mula-mula Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu (B=f L). Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian yang memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension).<br />Salah suatu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik. Akibat adanya vector-vector yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang dalam suatu lapangan psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan batin) yang jika tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidakseimbangan. <br />Berdarkan kepada vector yang saling bertentangan itu. Lewin membagi konflik dalam 3<br />jenis :<br />a) Konflik mendekat-mendekat (Approach-Approach Conflict)<br />Konflik ini terjadi jika seseorang menghadapi dua obyek yang sama-sama bernilai positif.<br />b) Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict) <br />Konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua obyek yang sama-sama mempunyai nilai negative tetapi ia tidak bisa menghindari kedua obyek sekaligus.<br />c) Konflik mendekat-menjauh (Approach-Avoidance Conflict) <br />Konflik ini terjadi jika ada satu obyek yang mempunyai nilai positif dan nilai negative sekaligus.<br />D. Prinsip Dasar Gestalt<br />a. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang dibentuk.<br />b. Prinsip-prinsip pengorganisasian:<br />‐ Principle of Proximity : bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.<br />‐ Principle of Similarity : individu akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama sebagai suatu kesatuan. Kesamaan stimulus itu bisa berupa persamaan bentuk, warna, ukuran dan kecerahan.<br />‐ Principle of Objective Set : Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya.<br />‐ Principle of Continuity : Menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan proses untuk melengkapi atau melanjutkan informasi meskipun stimulus yang didapat tidak lengkap.<br />‐ Principle of Closure/ Principle of Good Form : Bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Orang akan cenderung melihat suatu obyek dengan bentukan yang sempurna dan sederhana agar mudah diingat.<br />‐ Principle of Figure and Ground : Yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan ground (latar belakang). Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia secara sengaja ataupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang dianggapnya sebagai figure dan mana yang dianggap sebagai ground.<br />‐ Principle of Isomorphism : Menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas otak dengan kesadaran, atau menunjukkan adanya hubungan structural antara daerahdaerah otak yang terktivasi dengan isi alam sadarnya.<br />E. Aplikasi Prinsip Gestalt<br />1. Belajar<br />Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.<br />Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :<br />a. Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.<br />b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.<br />c. Perilaku bertujuan (purposive behavior) : bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.<br />d. Prinsip ruang hidup (life space) : bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.<br />e. Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tatasusunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok<br />yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.<br />2. Insight<br />Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Kohler dalam eksperimen yang sistematis.<br />Timbulnya insight pada individu tergantung pada :<br />a. Kesanggupan<br />Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi individu.<br />b. Pengalaman<br />Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight.<br />c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi<br />Semakin kompleks masalah akan semakin sulit diatasi<br />d. Latihan<br />Latihan yang banyak akan mempertinggi kemampuan insight dalam situasi yang bersamaan<br />e. Trial and Error<br />Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut.<br />3. Memory<br />Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor. Fenomena gossip seringkali berbeda dengan fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai<br />suatu informasi oleh seseorang kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dengan dilengkapi oleh informasi yang relevan walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui faktanya.<br />4. Implikasi Gestalt<br />a. Pendekatan fenomenologis : menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya. Fenomenologi memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah psikologi. Heidegger adalah murid Edmund Husserl (1859-1938), pendiri fenomenologi modern. Husserl adalah murid Carl Stumpf, salah seorang tokoh psikologi eksperimental “baru” yang muncul di Jerman pada akhir pertengahan abad XIX. Kohler dan Koffka bersama Wertheimer yang mendirikan psikologi Gestalt adalah juga murid Stumpf, dan mereka menggunakan fenomenologi sebagai metode untuk menganalisis gejala psikologis. Fenomenologi adalah deskripsi tentang data yang berusaha memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala. Fenomenologi kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap untuk setiap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan mengamati apa yang dialami secara langsung.<br />b. Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme: dengan menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana prosesproses mental seperti persepsi, insight,dan problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman (dengan Teori Sign Learning) dan Kohler (eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan coba).<br />F. Hukum – hukum Belajar Gestalt<br />Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini ada satu hukum pokok , yaitu hukum Pragnaz, dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu, yaitu hukum–hukum keterdekatan, ketertutupan, kesamaan, dan kontinuitas. Hukum Pragnaz, Pragnaz adalah suatu keadaan yang seimbang. Setiap hal yang dihadapi oleh individu mempunyai sifat dinamis yaitu cenderung untuk menuju keadaan pragnaz tersebut.<br />Empat hukum tambahan yang tunduk kepada hukum pokok, yaitu :<br />1. Hukum keterdekatan<br />Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.<br />Contohnya : Garis-garis di atas akan terlihat sebagai tiga kelompok garis yang masing-masing terdiri dari dua garis, ditambah dengan satu garis yang berdiri sendiri di sebelah kanan sekali.<br />2. Hukum ketertutupan<br />Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.<br />Contohnya :<br />Gambar garis-garis di atas akan dipersepsikan sebagai dua segi empat dan garis yang berdiri sendiri di sebelah kiri, tidak dipersepsikan sebagai dua pasang garis lagi setelah ada garis melintang yang hampir saling menyambung di antara garis-garis tegak yang berdekatan.<br />3. Hukum kesamaan<br />Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok<br />atau suatu totalitas. Contohnya :<br />O O O O O O O O O O O O O<br />X X X X X X X X X X X X X<br />O O O O O O O O O O O O O<br />Deretan bentuk di atas akan cenderung dilihat sebagai deretan-deretan mendatar dengan bentuk O dan X berganti-ganti bukan dilihat sebagai deretan-deretan tegak.<br />4. Hukum kontinuitas<br />Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas pada obyek-obyek yang ada.<br />Contohnya :<br />Pada gambar diatas, kita akan cenderung mempersepsikan gambar sebagai dua garis lurus berpotongan, bukan sebagai dua garis menyudut yang saling membelakangi.<br />G. Penerapan Teori Gestalt dalam Proses Belajar<br />Sebelum membahas teori Gestalt dalam proses belajar ada baiknya membahas prinsipprinsip belajar menurut teori ini yaitu:<br />a. Belajar berdasarkan keseluruhan<br />Orang berusaha menghubungkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya.<br />b. Belajar adalah suatu proses perkembangan<br />Materi dari belajar baru dapat diterima dan dipahami dengan baik apabila individu tersebut sudah cukup matang untuk menerimanya. Kematangan dari individu dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan individu tersebut.<br />c. Siswa sebagai organisme keseluruhan<br />Dalam proses belajar, tidak hanya melibatkan intelektual tetapi juga emosional dan fisik individu.<br />d. Terjadinya transfer<br />Tujuan dari belajar adalah agar individu memiliki respon yang tepat dalam suatu situasi tertentu. Apabila satu kemampuan dapat dikuasai dengan baik maka dapat dipindahkan pada kemampuan lainnya.<br />e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman<br />Proses belajar terjadi ketika individu mengalami suatu situasi baru. Dalam menghadapinya, manusia menggunakan pengalaman yang sebelumnya telah dimiliki.<br />f. Belajar dengan insight<br />Dalam proses belajar, insight berperan untuk memahami hubungan diantar unsurunsur yang terkandung dalam suatu masalah.<br />g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa<br />Hal ini tergantung kepada apa yang dibutuhkan individu dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil dari belajar dapat dirasakan manfaatnya.<br />h. Belajar berlangsung terus-menerus<br />Belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Belajar dapat diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu setiap waktu.<br /><br />http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/presentasi-psikologi-gestalt.pdfMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-70090783292574796212011-01-24T13:44:00.003+08:002011-01-24T15:01:44.527+08:00Biografi blink 182<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwGCbhu33CsgUT93SYN4mSEaFpA2MQ2TO37QURoPn4gTckiJX9maDk-1pGeybGSS8Ef25p2OXzn8Iu4oVqmzSLvdRb2mq9HGRoT_xqtnsvxInwYVG7KmYOzCqOwBcNjMv6brOLCdilPZ-v/s1600/Blink_182_umvd001.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 244px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwGCbhu33CsgUT93SYN4mSEaFpA2MQ2TO37QURoPn4gTckiJX9maDk-1pGeybGSS8Ef25p2OXzn8Iu4oVqmzSLvdRb2mq9HGRoT_xqtnsvxInwYVG7KmYOzCqOwBcNjMv6brOLCdilPZ-v/s320/Blink_182_umvd001.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5565644035057854258" /></a><br />Band aliran Punk paling terkenal di saentero dunia tahun 90-an Blink 182, sampai sekarang siapa sih yang ga pernah tau (atau minimal dengar) soal Blink 182.<br /><br />Adalah Tom DeLonge, Mark Hoppus, ama Scott Raynor para personel yuang sebenernya pertamakali dikenal dengan nama "blink" saja. Album pertama mereka di 1993 berjudul "Fly Swatter"hehe lucunya album ini direkam di kamar Scott kontan saja kualitas suaranya kurang bagus alias ancur!. Terus disusul oleh album "buddha" di 1994 nama Blink 182 mulai digunakan karena ada band lain yang sebelumnya sudah mematenkan nama "blink" angka 182 yang jadi tambahan nama hanya nomor-nomor acak yang terlintas di kepala personelnya. Kesuksesan band ini terangkat pas manggung bareng NOFX dan sebagian lagu-lagunya jadi lagu tema video skate,surf, dan snowboard.<br /><br />Blink baru punya album beneran di tahun 1994 "Chesire Cat", di tahun ini pulalah pergantian nama dari blink jadi blink 182 terjadi. Tertarik dengan musikalitas Blink, perusahaan rekaman gede, MCA mulai mengontrak mereka, dan meluncurkan albumnya:"Dude Ranch" dan lahirlah 2 lagu hit mereka "josie" serta "dammit" 2 lagu itu melambung di peringkat teratas charts amrik selama beberapa waktu. Di 1998 timbul Scott yang sudah sangat bergantung dengan alkohol memutuskan untuk keluar dan meninggalkan band karena ingin istirahat dan melanjutkan sekolah. Hilangnya satu anggota tentu butuh pengganti ,Travis Barker mantan drummer Aquabats dinobatkan sebagai pengganti Scott hingga saat ini.<br /><br />1999 dengan dirilisnya album:"Enema of The State" sukses mengantarkan Blink ke puncak popularitas, banyak lagu2 dari album itu yang diputar di radio-radio dan Mtv untuk waktu yang cukup lama lagu-lagu seperti "Adam's Songs", "All The Small Things" , "What's my age again" ternyata mampu dijual kepasaran dan bersaing dengan band yang se-genre seperti ; NOFX, Green Day, dan The Offspring. Tapi tidak semua penggemar menyukaia perubahan dari Blink 182, para fans sejati yang mengikuti mereka sejak awal merasa kalau lagu-lagu blink di album itu sudah terlalu banyak terpengaruh oleh unsur pop dan keluar dari rock-punk.<br /><br />Kesuksesan blink semakin menanjak pada tahun 2001, mereka melontarkan "Take Off Your Pants And Jacket" kepasar. Mereka juga muncul disampul majalah Cosmogirl dan memenangi "Nicklelodeon Kid's Music Awards". Tom dan Travis juga mulai serius berkecimpung di side-jobnya: Box Car Racer, band dengan aliran musik alternatif.<br /><br />2002, muncul invasi dari simple Plan, GC, New Found Glory, yang juga turut meramaikan blantika musik saat itu, nggak gentar Blink-182 juga terjun dengan "Blink-182 Untitled" muncul lagu2 paling dahsyat dari Blink:"I Miss You","Down","Feeling This","Always" bener2 nunjukin proses kedewasaan dari band ini ada yang bilang kalo Blink terpengaruh ama musikalitas dari U2 ama The Police.<br /><br />2005, blink mulai bubar dengan alasan "pingin kumpul bareng keluarga" sebagai perpisahan, dirilis "greatest hits", kini Blink-182 terpecah jadi 2 :"+44" yang digawangi Travis ama Hoppus sementara Tom DeLonge di "Angels And Airwaves". Dan pada 2009 ini dikabarkan Blink 182 melakukan reuni dan siap meluncurkan album baru.<br /><br />Sumber : Ladino<br />by http://www.invisibleman0595.co.cc/2009/12/biografi-blink-182.htmlMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-45792578846602988852011-01-24T13:13:00.001+08:002011-01-24T13:42:43.000+08:00IMAM AT TURMUDZYA. Riwayat hidup<br /><br />Imam Al-Turmudzi nama lengkap beliau ialah Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Tsurah Ibn Musa Ibn Dhahak Al-Sulaimi Al-Bughi Al-Tirmizi , adalah seorang ahli hadits kenamaan, juga seorang imam dan hujjah yang menjadi ikutan dalam bidang hadist dan pengarang berbagai kitab yang masyhur dan diantara kitab beliau yang paling terkenal ``Su`nan TURMUDZY`` atau JAAMIUT TURMUDZY yang telah diketahui mutu dan kelebihannya, beliau dilahirkan dikota Turmudz, suatu negri kuno, sebuah kota kecil dipinggir utara sungai Amuderiya, sebelah utara Iran. Beliau dilahirkan di kota tersebut bulan Dzulhijjah 200 H (tepatnya 824M) . Imam Bukhari dan imam Turmudzi, keduanya sedaerah, sebab Bukhara dan Tirmidz itu adalah satu daerah dari daerah ma wara`un nahr.<br />Nasab beliau:<br />1. As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai afiliasi beliau, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban <br />2. At Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat beliau di lahirkan (Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran. <br />At turmudzi ini adalah salah seorang dari para ulama yang mendapat asuhan dan didikan Al Bukhari, dari beliaulah At Turmudzi mempelajari Ilmu Hadist, mendalami fiqhnya dan mengadakan munadharah dengannya, sebagai adat kebiasaan para ulama.<br /> <br /><br />B. Aktifitas beliau dalam menimba ilmu<br />Berbagai literatur-literatur yang ada tidak menyebutkan dengan pasti kapan imam Tirmidzi memulai mencari ilmu, akan tetapi yang tersirat ketika kita memperhatikan biografi beliau, bahwa beliau memulai aktifitas mencari ilmunya setelah menginjak usia dua puluh tahun.<br />Maka dengan demikian, beliau kehilangan kesempatan untuk mendengar hadits dari sejumlah tokoh-tokoh ulama hadits yang kenamaan, meski tahun periode beliau memungkinkan untuk mendengar hadits dari mereka, tetapi beliau mendengar hadits mereka melalui perantara orang lain. Yang nampak adalah bahwa beliau memulai rihlah pada tahun 234 hijriah.<br />Beliau memiliki kelebihan; hafalan yang begitu kuat dan otak encer yang cepat menangkap pelajaran. Sebagai permisalan yang dapat menggambarkan kecerdasan dan kekuatan hafalan beliau adalah, satu kisah perjalan beliau meuju Makkah, yaitu;<br />“Pada saat aku dalam perjalanan menuju Makkah, ketika itu aku telah menulis dua jilid berisi hadits-hadits yang berasal dari seorang syaikh. Kebetulan Syaikh tersebut berpapasan dengan kami. Maka aku bertanya kepadanya, dan saat itu aku mengira bahwa “dua jilid kitab” yang aku tulis itu bersamaku. Tetapi yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang masih putih bersih belum ada tulisannya. aku memohon kepadanya untuk menperdengarkan hadits kepadaku, dan ia mengabulkan permohonanku itu. Kemudian ia membacakan hadits dari lafazhnya kepadaku. Di sela-sela pembacaan itu ia melihat kepadaku dan melihat bahwa kertas yang kupegang putih bersih. Maka dia menegurku: ‘Tidakkah engkau malu kepadaku?’ maka aku pun memberitahukan kepadanya perkaraku, dan aku berkata; “aku telah mengahafal semuanya.” Maka syaikh tersebut berkata; ‘bacalah!’. Maka aku pun membacakan kepadanya seluruhnya, tetapi dia tidak mempercayaiku, maka dia bertanya: ‘Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?’ ‘Tidak,’ jawabku. Kemudian aku meminta lagi agar dia meriwayatkan hadits yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah hadits, lalu berkata: ‘Coba ulangi apa yang kubacakan tadi,’ Lalu aku membacakannya dari pertama sampai selesai tanpa salah satu huruf pun.”<br />C. Kekuatan hafalan beliau<br />Abu ‘Isa aat-Tirmizi diakui oleh para ulama keahliannya dalam hadits, kesalehan dan ketakwaannya. Beliau terkenal pula sebagai seorang yang dapat dipercaya, amanah dan sangat teliti. Salah satu bukti kekuatan dan cepat hafalann beliau ialah kisah berikut yang dikemukakan oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Tahzib at-Tahzib-nya, dari Ahmad bin ‘Abdullah bin Abu Dawud, yang berkata:<br />"Saya mendengar Abu ‘Isa at-Tirmizi berkata: Pada suatu waktu dalam perjalanan menuju Makkah, dan ketika itu saya telah menuslis dua jilid berisi hadits-hadits yang berasal dari seorang guru. Guru tersebut berpapasan dengan kami. Lalu saya bertanya-tanya mengenai dia, mereka menjawab bahwa dialah orang yang kumaksudkan itu. Kemudian saya menemuinya. Saya mengira bahwa "dua jilid kitab" itu ada padaku. Ternyata yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang mirip dengannya. Ketika saya telah bertemu dengan dia, saya memohon kepadanya untuk mendengar hadits, dan ia mengabulkan permohonan itu. Kemudian ia membacakan hadits yang dihafalnya. Di sela-sela pembacaan itu ia mencuri pandang dan melihat bahwa kertas yang kupegang masih putih bersih tanpa ada tulisan sesuatu apa pun. Demi melihat kenyataan ini, ia berkata: ‘Tidakkah engkau malu kepadaku?’ lalu aku bercerita dan menjelaskan kepadanya bahwa apa yang ia bacakan itu telah kuhafal semuanya. ‘Coba bacakan!’ suruhnya. Lalu aku pun membacakan seluruhnya secara beruntun. Ia bertanya lagi: ‘Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?’ ‘Tidak,’ jawabku. Kemudian saya meminta lagi agar dia meriwayatkan hadits yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah hadits yang tergolong hadits-hadits yang sulit atau garib, lalu berkata: ‘Coba ulangi apa yang kubacakan tadi,’ Lalu aku membacakannya dari pertama sampai selesai; dan ia berkomentar: ‘Aku belum pernah melihat orang seperti engkau."<br />D. Rihlah beliau<br />Imam At Tirmidzi beliau meninggalkan kampong halamannya pergi menuju ke Khurasan, Iraq dan Haramain dalam rangka menuntut ilmu. Di sana beliau mendengar ilmu dari kalangan ulama yang beliau temui, sehingga dapat mengumpulkan hadits dan memahaminya. Akan tetapi sangat di sayangkan beliau tidak masuk ke daerah Syam dan Mesir, sehingga hadits-hadits yang beliau riwayatkan dari ulama kalangan Syam dan Mesir harus melalui perantara, kalau sekiranya beliau mengadakan perjalanan ke Syam dan Mesir, niscaya beliau akan mendengar langsung dari ulama-ulama tersebut, seperti Hisyam bin ‘Ammar dan semisalnya.<br />Para pakar sejarah berbeda pendapat tentang masuknya imam At Tirmidzi ke daerah Baghdad, sehingga mereka berkata; “kalau sekiranya dia masuk ke Baghdad, niscaya dia akan mendengar dari Ahmad bin Hanbal. Al Khathib tidak menyebutkan at Timidzi (masuk ke Baghdad) di dalam tarikhnya, sedangkan Ibnu Nuqthah dan yang lainnya menyebutkan bahwa beliau masuk ke Baghdad. Ibnu Nuqthah menyebutkan bahwasanya beliau pernah mendengar di Baghdad dari beberapa ulama, diantaranya adalah; Al Hasan bin AshShabbah, Ahmad bin Mani’ dan Muhammad bin Ishaq Ash shaghani.<br />Dengan ini bisa di prediksi bahwa beliau masuk ke Baghdad setelah meninggalnya Imam Ahmad bin Hanbal, dan ulama-ulama yang di sebutkan oleh Ibnu Nuqthah meninggal setelah imam Ahmad. Sedangkan pendapat Al Khathib yang tidak menyebutkannya, itu tidak berarti bahwa beliau tidak pernah memasuki kota Baghdad sama sekali, sebab banyak sekali dari kalangan ulama yang tidak di sebutkan Al Khathib di dalam tarikhnya, padahal mereka memasuki Baghdad.<br />Setelah pengembaraannya, imam At Tirmidzi kembali ke negrinya, kemudian beliau masuk Bukhara dan Naisapur, dan beliau tinggal di Bukhara beberapa saat.<br /><br />E. Negri-negri yang pernah beliau masuki<br />• Khurasan <br />• Bashrah <br />• Kufah <br />• Wasith <br />• Baghdad <br />• Makkah <br />• Madinah <br />• Ar Ray <br /><br /><br />F. Guru-guru beliau<br />Imam at Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama kenamaan. Di antara mereka adalah :<br />• Qutaibah bin Sa’id <br />• Ishaq bin Rahuyah <br />• Muhammad bin ‘Amru As Sawwaq al Balkhi <br />• Mahmud bin Ghailan <br />• Isma’il bin Musa al Fazari <br />• Ahmad bin Mani’ <br />• Abu Mush’ab Az Zuhri <br />• Basyr bin Mu’adz al Aqadi <br />• Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu’aib <br />• Abi ‘Ammar Al Husain bin Harits <br />• Abdullah bin Mu’awiyyah al Jumahi <br />• ‘Abdul Jabbar bin al ‘Ala` <br />• Abu Kuraib <br />• ‘Ali bin Hujr <br />• ‘Ali bin sa’id bin Masruq al Kindi <br />• ‘Amru bin ‘Ali al Fallas <br />• ‘Imran bin Musa al Qazzaz <br />• Muhammad bin aban al Mustamli <br />• Muhammad bin Humaid Ar Razi <br />• Muhammad bin ‘Abdul A’la <br />• Muhammad bin Rafi’ <br />• Imam Bukhari <br />• Imam Muslim <br />• Abu Dawud <br />• Muhammad bin Yahya al ‘Adani <br />• Hannad bin as Sari <br />• Yahya bin Aktsum <br />• Yahya bun Hubaib <br />• Muhammad bin ‘Abdul Malik bin Abi Asy Syawarib <br />• Suwaid bin Nashr al Marwazi <br />• Ishaq bin Musa Al Khathami <br />• Harun al Hammal. Dan yang lainnya<br /><br />G. Murid-murid beliau<br />Kumpulan hadits dan ilmu-ilmu yang di miliki imam Turmidzi banyak yang meriwayatkan, diantaranya adalah;<br />• Abu Bakr Ahmad bin Isma’il As Samarqandi <br />• Abu Hamid Abdullah bin Daud Al Marwazi <br />• Ahmad bin ‘Ali bin Hasnuyah al Muqri` <br />• Ahmad bin Yusuf An Nasafi <br />• Ahmad bin Hamduyah an Nasafi <br />• Al Husain bin Yusuf Al Farabri <br />• Hammad bin Syair Al Warraq <br />• Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi <br />• Ar Rabi’ bin Hayyan Al Bahili <br />• Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi <br />• ‘Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi <br />• ‘Ali bin ‘Umar bin Kultsum as Samarqandi <br />• Al Fadhl bin ‘Ammar Ash Sharram <br />• Abu al ‘Abbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub <br />• Abu Ja’far Muhammad bin Ahmad An Nasafi <br />• Abu Ja’far Muhammad bin sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin <br />• Muhammad bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab <br />• Muhammad bin Mahmud bin ‘Ambar An Nasafi <br />• Muhammad bin Makki bin Nuh An Nasafai <br />• Musbih bin Abi Musa Al Kajiri <br />• Makhul bin al Fadhl An Nasafi <br />• Makki bin Nuh <br />• Nashr bin Muhammad biA Sabrah <br />• Al Haitsam bin Kulaib, Dan yang lainnya.<br />H. Pandangan para ulama terhadap beliau<br />Para ulama besar telah memuji dan menyanjungnya, dan mengakui akan kemuliaan dan keilmuannya. Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, kritikus hadits, menggolangkan Tirmizi ke dalam kelompok "Siqat" atau orang-orang yang dapat dipercayai dan kokoh hafalannya, dan berkata: "Tirmizi adalah salah seorang ulama yang mengumpulkan hadits, menyusun kitab, menghafal hadits dan bermuzakarah (berdiskusi) dengan para ulama."<br />Pandangan para ulama terhadap keilmuan dan kecerdasan imam Tirmudzi sangatlah banyak, diantaranya adalah;<br />• Imam Bukhari berkata kepada imam At Tirmidzi; “ilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku.” <br />• Al Hafiz ‘Umar bin ‘Alak menuturkan; “Bukhari meninggal, dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu ‘Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara’ dan zuhud.” <br />• Ibnu Hibban menuturkan; “Abu ‘Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits.” <br />• Abu Ya’la al Khalili menuturkan; “Muhammad bin ‘Isa at Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dandan keilmuannya, dan juga berwibawa.” <br />• Abu Sa’d al Idrisi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadits, beliau telah menyusun kitab al jami’, tarikh dan ‘ilal dengan cara yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang alim yang kapabel. Beliau adalah seorang ulama yang menjadi contoh dalam hal hafalan.” <br />• Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; “Imam Tirmidzi merupakan salah seorang imam hafizh dan tokoh.” <br />• Al Hafizh al Mizzi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang menonjol, dan termasuk orang yang Allah jadikan kaum muslimin mengambil manfaat darinya. <br />• Adz Dzahabi menuturkan; “Imam Tirmidzi adalah seorang hafizh, alim, imam yang kapabel <br />• Ibnu Katsir menuturkan: “Imam Tirmidzi adalah salah seorang imam dalam bidangnya pada zaman beliau.”<br />• Al Hakim menuturkan“Setelah meninggalkan Al Bukhari, tiada siapapun di Khurasan yang menyamai At Tarmizi dari segi ilmu pengetahuan, daya ingatan, warak dan zuhudnya” <br />I. Keistimewaan beliau<br /> Diantara keistimewaan beliau ialah yang di isyaratkan oleh Abdullah bin Muhammad al-Anshari dengan ucapannya:``kitab atTurmudzi bagi ku lebih terang daripada kitab Al-Bukhari dan Muslim.`` Muhammad bin Thahir al-Muqaddasi bertanya : ``Mengapa ?`` Abdullah bin Muhammad al-Anshari menjawab :``karena, yang bias mendapatkanfaedah dari kitabAl-Bukhari dan Muslim hanyalah orang yang memang memiliki pengertian sempurna tentang hal ini. Sedangkan kitab At-Turmudzi, hadis-hadisnya telah diberi keterangan dan penjelasan, sehingga bisa dicapai oleh setiap orang, baik ahli fiqh atau ahli hadist, atau lainnya.<br /> <br />J. Karya-karya beliau<br />Imam Tirmizi menitipkan ilmunya di dalam hasil karya beliau, diantara buku-buku beliau ada yang sampai kepada kita dan ada juga yang tidak sampai. Di antara hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah:<br />1. Kitab Al Jami’, terkenal dengan sebutan Sunan at Tirmidzi.<br />2. Kitab Al ‘Ilal<br />3. Kitab Asy Syama’il an Nabawiyyah.<br />4. Kitab Tasmiyyatu ashhabi rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.<br />Adapun karangan beliau yang tidak sampai kepada kita adalah;<br />1. Kitab At-Tarikh.<br />2. Kitab Az Zuhd.<br />3. Kitab Al Asma’ wa al kuna.<br /><br />K. Sekilas tentang A-Jami<br />Kitab ini adalah salah satu kitab karya Imam Tirmizi terbesar dan paling banyak manfaatnya. Ia tergolong salah satu "Kutubus Sittah" (Enam Kitab Pokok Bidang Hadits) dan ensiklopedia hadits terkenal. Al-Jami’ ini terkenal dengan nama Jami’ Tirmizi, dinisbatkan kepada penulisnya, yang juga terkenal dengan nama Sunan Tirmizi. Namun nama pertamalah yang popular.<br />Sebagian ulama tidak berkeberatan menyandangkan gelar as-Sahih kepadanya, sehingga mereka menamakannya dengan Sahih Tirmizi. Sebenarnya pemberian nama ini tidak tepat dan terlalu gegabah.<br />Setelah selesai menyusun kitab ini, Tirmizi memperlihatkan kitabnya kepada para ulama dan mereka senang dan menerimanya dengan baik. Ia menerangkan: "Setelah selesai menyusun kitab ini, aku perlihatkan kitab tersebut kepada ulama-ulama Hijaz, Irak dan Khurasan, dan mereka semuanya meridhainya, seolah-olah di rumah tersebut ada Nabi yang selalu berbicara."<br />Imam Tirmizi di dalam Al-Jami’-nya tidak hanya meriwayatkan hadits sahih semata, tetapi juga meriwayatkan hadits-hadits hasan, da’if, garib dan mu’allal dengan menerangkan kelemahannya.<br />Dalam pada itu, ia tidak meriwayatkan dalam kitabnya itu, kecuali hadits-hadits yang diamalkan atau dijadikan pegangan oleh ahli fiqh. Metode demikian ini merupakan cara atau syarat yang longgar. Oleh karenanya, ia meriwayatkan semua hadits yang memiliki nilai demikian, baik jalan periwayatannya itu sahih ataupun tidak sahih. Hanya saja ia selalu memberikan penjelasan yang sesuai dengan keadaan setiap hadits.<br />Diriwayatkan, bahwa ia pernah berkata: "Semua hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah dapat diamalkan." Oleh karena itu, sebagian besar ahli ilmu menggunakannya (sebagai pegangan), kecuali dua buah hadits, yaitu:<br />1. "Sesungguhnya Rasulullah SAW menjamak salat Zuhur dengan Asar, dan Maghrib dengan Isya, tanpa adanya sebab "takut" dan "dalam perjalanan." <br />2. "Jika ia peminum khamar, minum lagi pada yang keempat kalinya, maka bunuhlah dia."<br />Hadits ini adalah mansukh dan ijma ulama menunjukan demikian. Sedangkan mengenai salat jamak dalam hadits di atas, para ulama berbeda pendapat atau tidak sepakat untuk meninggalkannya. Sebagian besar ulama berpendapat boleh (jawaz) hukumnya melakukan salat jamak di rumah selama tidak dijadikan kebiasaan. Pendapat ini adalah pendapat Ibnu Sirin dan Asyab serta sebagian besar ahli fiqh dan ahli hadits juga Ibnu Munzir.<br />Hadits-hadits dha’if dan munkar yang terdapat dalam kitab ini, pada umumnya hanya menyangkut fada’il al-a’mal (anjuran melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan). Hal itu dapat dimengerti karena persyaratan-persyaratan bagi (meriwayatkan dan mengamalkan) hadits semacam ini lebih longgar dibandingkan dengan persyaratan bagi hadits-hadits tentang halal dan haram.<br />L. Fiqh beliau dan Ijtihad<br />Imam Tirmizi, di samping dikenal sebagai ahli dan penghafal hadits yang mengetahui kelemahan-kelemahan dan perawi-perawinya, ia juga dikenal sebagai ahli fiqh yang mewakili wawasan dan pandangan luas. Barang siapa mempelajari kitab Jami’nya ia akan mendapatkan ketinggian ilmu dan kedalaman penguasaannya terhadap berbagai mazhab fikih. Kajian-kajiannya mengenai persoalan fiqh mencerminkan dirinya sebagai ulama yang sangat berpengalaman dan mengerti betul duduk permasalahan yang sebenarnya.<br />Salah satu contoh ialah penjelasannya terhadap sebuah hadits mengenai penangguhan membayar piutang yang dilakukan si berutang yang sudah mampu, sebagai berikut:<br />"Muhammad bin Basysyar bin Mahdi menceritakan kepada kami Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abi az-Zunad, dari al-A’rai dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bersabda: ‘Penangguhan membayar utang yang dilakukan oleh si berutang) yang mampu adalah suatu kezaliman. Apabila seseorang di antara kamu dipindahkan utangnya kepada orang lain yang mampu membayar, hendaklah pemindahan utang itu diterimanya."<br />Imam Tirmizi memberikan penjelasan sebagai berikut:<br />Sebagian ahli ilmu berkata: " apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada orang lain yang mampu membayar dan ia menerima pemindahan itu, maka bebaslah orang yang memindahkan (muhil) itu, dan bagi orang yang dipindahkan piutangnya (muhtal) tidak dibolehkan menuntut kepada muhil." Diktum ini adalah pendapat Syafi’i, Ahmad dan Ishaq.<br />Sebagian ahli ilmu yang lain berkata: "Apabila harta seseorang (muhtal) menjadi rugi disebabkan kepailitan muhal ‘alaih, maka baginya dibolehkan menuntut bayar kepada orang pertama (muhil)." Mereka memakai alas an dengan perkataan Usma dan lainnya, yang menegaskan: "Tidak ada kerugian atas harta benda seorang Muslim."<br />Menurut Ishak, maka perkataan "Tidak ada kerugian atas harta benda seorang Muslim" ini adalah "Apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada orang lain yang dikiranya mampu, namun ternyata orang lain itu tidak mampu, maka tidak ada kerugian atas harta benda orang Muslim (yang dipindahkan utangnya) itu."<br />Itulah salah satu contoh yang menunjukkan kepada kita, bahwa betapa cemerlangnya pemikiran fiqh Tirmizi dalam memahami nas-nas hadits, serta betapa luas dan orisinal pandangannya itu.<br />M. Akhir hayat beliau<br />Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi dan tukar pikiran serta mengarang, beliau pada akhir kehidupannya mendapat musibah kebutaan, dan beberapa tahun lamanya beliau hidup sebagai tuna netra; dalam keadaan seperti inilah akhirnya beliau meninggal dunia. beliau wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H (8 Oktober 892) dalam usia 70 tahun.Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-76177324076805123742011-01-18T13:36:00.001+08:002011-01-19T05:13:31.599+08:00ORANG AWAM MEMAHAMI AL_QUR`ANORANG AWAM MEMAHAMI AL_QUR`AN<br /><br /><br />A. Al Qur’an<br /><br />Sesungguhnya,Al Quran merupakan tali Allah yang sangat kuat dan jalan-Nya yang lurus, Allah telah menyebutkandengan sifat yang sangat agung. <br />Allah SWT berfirman :<br /> <br /><br />“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabb-Mu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang ( Al-Quran ).”<br />( QS. An Nisa’: 174 )<br /> <br /><br />“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supayamereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 29)<br /> <br /><br />“Hai manusia,sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-Mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit ( yang berada ) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman,” (QS.Yunus : 57)<br /> <br />Dan Rasulullah -shalallahu alaihi wa sallam- bersabda :<br />“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -shalallahu 'alaihi wa sallam-”<br />B. Orang awam memahami Al-Quran<br />Seperti kita ketahui bahwasanya Golongan awam adalah golongan mayoritas umat Islam seperti saat ini. Cara mereka menuju Allah dengan menggunakan pendekatan keyakinan hanya sebatas Rukun Islam dan Rukun Iman yang ia ketahui. Golongan ini terbagi menjadi dua golongan lagi, yaitu golongan awam biasa dan golongan awam khusus.<br /><br />a. Golongan Awam Biasa<br />Golongan awam biasa adalah golongan yang kadar pemahaman dan upaya mendekatkan diri pada Allah hanya mengerti lewat informasiayah dan Ibu (keturunan), lewat teman-teman dekat atau lewat buku-buku Islam yang secara kebetulan pernah dibaca. Keyakinan pada Allah bagi golongan ini hanya di mulut. Beridentitas sebagai Muslim, tetapi tidak pernah ingin mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada Allah. Dengan berlabel Islam sudah cukup, tidak perlu susah-susah memahami dan mendalami berbagai macam ajaran yang telah digariskan Allah.<br /><br />b. Golongan Awam Khusus<br />Golongan ini adalah golongan yang telah menjalani Rukun Islam, tetapi hanya sebatas apa yang ia dapat kerjakan. Bagi mereka dengan menjalankan sholat, puasa, zakat dan haji adalah sudah cukup membuktikan bahwa dirinya sudah Islam sungguhan. Golongan ini tidak mengenal istilah “apa itu dimensi bathin”, “apa itu waliyullah” dan “apa itu tokoh spiritual”.Bagi mereka itu tidak penting, sebab Islam tidak mengajarkan semua itu. Islam hanya menginduk pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Apa yang diperbuat Nabi maka ditiru, selain itu sesat dan tidak boleh dikerjakan. Golongan ini tidak mengenal istilah tasawuf, kenikmatan bathin. Yang penting memfungsikan rasio semaksimal mungkin. Golongan ini memahami Al-Qur'an dan Sunnah Nabi serta realitas alam hanya dengan serba rasio. Mereka tidak mengenal alam bathin, alam irrasional. Yang ditekuni hanya lahir dan rasio melulu. Dan bahkan hingga men-Tuhan-kan akalnya sendiri. Mendekatkan diri pada Allah dengan rasio, bukan dengan keluasan hati atau perasaan. Karena berfikir serba rasional, maka banyak diantara mereka yang tidak mempercayai hal-hal yang irrasional, seperti adanya azab kubur, sihir dan sebagainya.<br />Kepada mereka orang-orang awam hendaknya bertanya kepada ahli ilmu, ahlinya Al Quran agar bisa memahami Al Quran tersebut. Allah Ta`ala berfirman :<br /><br /> “Maka bertanyalah kepada Ahludz Dzikri jika kalian tidak mengetahui.” (QS. An Nahl (16): 43)<br />Siapakah Ahludz Dzikri yang dimaksud oleh ayat yang mulia ini? <br />Berkata Imam Al Qurthubi Rahimahullah (w. 671H) dalam kitab tafsirnya:<br /><br />Berkata Ibnu ‘Abbas: “Ahludz Dzikri adalah Ahlul Quran (Ahlinya Al Quran), dan dikatakan: Ahli Ilmu (ulama), makna keduanya berdekatan.” Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di Rahimahullah (w. 1376H) mengatakan tentang makna Ahludz Dzikri:<br /><br />“Secara umum ayat ini merupakan pujian buat ahlul ‘ilmi (ulama), dan jenis yang paling tinggi darinya adalah ilmu terhadap Kitabullah. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang yang tidak tahu agar merujuk kepada mereka (para ulama) dalam semua peristiwa.” <br />Selain itu, beliau juga menambahkan:<br /><br /> “Ahlu Dzikri yang paling utama adalah ahlinya Al Quran, merekalah ahli dzikri sebenarnya, dan mereka lebih utama dibanding selainnya dengan penyebutan nama ini.” <br /> <br />C. Menafsirkan Al Quran Tanpa Ilmu adalah Perbuatan Terlarang<br /> Menafsirkan Al Quran tanpa ilmu, bukan hanya merusak pemahaman terhadap agama, membawa absurditas, serta membawa kerusakan bagi manusia lantaran Al Quran dijadikan bahan permainan akal manusia dan hawa nafsunya. Melainkan juga pelakunya mendapatkan ancaman dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.<br />Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:<br /><br /> “Barangsiapa yang berkata tentang (isi) Al Quran dengan tanpa ilmu, maka disediakan baginya tempat duduk di neraka.” <br />Bagaimana maksud hadits yang mulia ini? Berkata Syaikh Abdurrahman Al Mubarkafuri Rahimahullah (w. 1353H):<br /><br /> “Wa man qaala” yaitu barang siapa yang berbicara, “fil Quran” yaitu tentang makna Al Quran atau bacaannya, “bi Ra’yihi ” yaitu sesuai dengan nafsunya dengan tanpa mengikuti perkataan para imam ahli bahasa dan arab, (tanpa) menyesuaikan dengan kaidah-kaidah syariat. Bahkan akalnya harus mengikuti apa-apa yang disikapi oleh dalil, karena sesungguhnya tidak ada tempat bagi akal di dalamnya, seperti masalah asbabun nuzul, nasikh mansukh, dan hal yang terkait dengan kisah dan hukum.” <br /> Oleh karena itu, Imam Ibnu Katsir Rahimahullah (w. 774H) dengan tegas mengharamkan tafsir bir ra’yi , dengan ucapannya:<br /><br /> “Ada pun tafsir Al Quran semata-mata dengan ra’yu, maka itu haram.” Lalu beliau menyebutkan hadits-hadits di atas. <br />Menafsirkan Al Quran dengan akal yakni tafsir bir ra’yi tidak selamanya terlarang, selama orang tersebut melakukannya dengan ijtihad yang benar, memahami seluk beluk bahasa Arab dengan baik dan niat yang besih. Dan ini jelas tidak semua orang mampu melakukannya.<br />Seperti kita ketahui Tafsîr bi al-ra’yi, yakni adalah penafsiran al-Qur’an yang lebih banyak menggunakan rasio atau pemikiran dibanding sumber riwayat. Tafsir Tafsîr bi al-ra’yi dibagi dalam dua kategori; tafsir yang terpuji (mamduhah) dan tafsir yang tercela (mazdmumah).<br /><br />1. Tafsir yang Terpuji<br />Tafsir yang terpuji ialah tafsir Al-Qur`an yang didasarkan dari ijtihad yang jauh dari kebodohan dan penyimpangan. Tafsir ini sesuai dengan peraturan bahasa Arab. Karena tafsir ini tergantung kepada metodologi yang tepat dalam memahami ayat-ayat Al-Qur`an. Barangsiapa yang menafsiran Al-Qur`an berdasarkan pikirannya, dengan memenuhi persyaratan dan bersandarkan kepada makna-makna Al-Qur`an, penafsiran seperti ini diperbolehkan dan dapat diterima. Tafsir semacam ini selayaknya disebut tafsir terpuji atau yang syah .<br />2. Tafsir yang Tercela<br />Tafsir yang tercela ialah tafsir Al-Qur`an tanpa dibarengi dengan pengetahuan yang benar, yaitu tafsir yang didasarkan hanya kepada keinginan seseoarng dengan mengabaikan peraturan dan persyaratan tata bahasa serta kaidah-kaidah hukum islam. Selanjutnya tafsir ini merupakan penjelasan Kalamullah atas dasar pikiran atau aliran sesat dan penuh dengan Bid`ah atau inovasi yang menyimpang. Tafsir semacam ini disebut dengan tafsir yang tercela atau tafsir palsu. <br /> Tafsir-tafsir yang boleh dipelajari adalah tafsir yang berasal dari kalangan ahli sunnah, seperti Mafâtîh al-Ghaib karya al-Râzy, Rûh al-Ma`ânî karya al-Alusi, dan Tafsîr al-Jalâlain karya Jalal al-Din al-Mahali dan al-Suyuthi. Sedang tafsir yang tercela adalah tafsir-tafsir yang ditulis oleh sekte-sekte kaum bid`ah, seperti tafsir dari kalangan Mu`tazilah, Syi`ah dengan segala underbownya dan kaum Khawarij.<br /><br /> Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-82928745385119303752011-01-18T13:33:00.001+08:002011-01-18T13:36:10.132+08:00HAK DAN KEWAJIBAN BERBAKTI KEPADA SUAMI DAN KEWAJIBAN MENDIDIK SERTA MEMBERI NAFKAH ISTRIHAK DAN KEWAJIBAN BERBAKTI KEPADA SUAMI DAN KEWAJIBAN<br /> MENDIDIK SERTA MEMBERI NAFKAH ISTRI<br /><br />A. Pengertian Hak & Kewajiban <br />Sebagaimana kita ketahui, perkawinan adalah perjanjian hidup bersama antara dua jenis kelamin yang berlainan untuk menempuh kehidupan rumah tangga. Semenjak mengadakan perjanjian melalui akad, kedua belah pihak telah terikat dan sejak itulah mereka mempunyai kewajiban dan hak-hak. <br />Hak adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak hidup misalnya, adalah klaim untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup, karena tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang. Selain itu, john loke juga mendefinisikan bahwa hak adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan YME sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.<br />Sedangkan kewajiban berasal dari bahasa arab yaitu wajib, yang berarti sesuatu yang apabila dilaksanakan mendapat pahala dan berdosa jika ditinggalkan. Mendapat awalan ’me’ dan akhiran ’an’ kewajiban disini selanjutnya ialah sesuatu yang wajib dilakukan oleh seseorang dalam waktu, kondisi dan keadaan tertentu.<br />B. Hak Bersama Suami Istri<br />• Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)<br />• Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 - Al-Hujuraat: 10)<br />• Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)<br />• Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)<br />C. Hak suami atas istrinya<br />Setiap rumah pasti membutuhkan seorang pemimpin yang tinggal didalamnya, mengatur urusannya, mengurusinya, memeliharanya, dan menjaganya. Pemimpin ini harus didengar ucapannya dan ditaati (perintahnya) selama dia tidak memerintah berbuat maksiat kepada Allah Ta`ala. Pemimpin rumah tersebut ialah seorang laki-laki. Jabatan yang ia sandang ini merupakan mandate dari Allah Ta`ala . Firman Allah ta’ala dalam suroh an Nisaa’ ayat 34 :<br />“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. <br />Kewajiban seorang istri terhadap suami antara lain: <br /><br />1) Harus menghargai dan menerima pemberian suami.<br />Seorang istri wajib menerima pemberian dengan senang hati, meski pemberian itu kurang berkenan dihatinya. Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan (istri) yang menyusahkan suaminya dalam urusan nafkah atau membebani suaminya padahal ia tidak mampu, Allah tidak akan menerima amalnya”.<br /> <br />2) Menjaga kehormatan diri dan harta suami.<br />Menjaga kehormatan dirinya, suami, dan harta keluarga. mengatur rumah tangga. mendidik anak-anak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita adalah pengasuh dan pendidik di rumah suami, dan bertanggung jawab atas asuhannya.” Keluarga adalah prioritas seorang istri, meski tidak ada larangan baginya untuk melakukan peran sosialnya di masyarakat seperti berdakwah, misalnya. <br />3) Menyenangkan hati suami.<br />Untuk itu Rasulullah menganjurkan agar para istri berdandan dihadapan suaminya. “Sebaik-baiknya perempuan (istri) ialah yang menyenangkanmu jika engkau memandangnya.” (HR. Tabrani). Sangat mudah bagi istri untuk bisa merawat dan mempercantik diri. Selain bersalon, lebih utama lagi adalah dengan memanfaatkan air wudhu, insya Allah akan diberikan kecantikan alami plus cahaya Allah.<br /> <br />4) Melayani suami dengan baik.<br />Pekerjaan mengatur rumah dan segala isinya adalah tugas istri termasuk juga melayani suami selama istri mampu melakukannya. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk memenuhi kebutuhannya, hendaknya si istri mendatanginya meski ia sedang berada di dapur.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)<br /> <br />5) Taat dan patuh kepada suami.<br />Inilah kewajiban paling utama seorang istri. Rasulullah bersabda, “Sebaik-baiknya istri ialah jika memandangnya kamu akan terhibur. Jika kamu menyuruhnya, ia akan menurut patuh. Jika kamu memintanya melakukan sesuatu, ia memenuhinya dengan baik, dan jika kamu bepergian, ia menjaga dirinya dan harta bendamu.” (HR. Nasa’i). Saat terjadi pertengkaran pun, istri harus tetap hormat kepada suami. Namun, perlu diingat, kewajiban akan gugur jika suami menyuruhnya untuk bermaksiat kepada Allah. Banyak hadist berkenaan dengan menjunjung hak suami bagi seorang istri. Nabi saw, bersabda :<br /><br />``Apabila seorang perempuan (istri) telah melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulannya, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga Tuhannya``. <br />Seorang istri wajib membantu suaminya agar tetap berbakti kepada orang tuanya, menjalin silahturahmi dengan kerabatnya dan istri-istrinya yang lain, tidak membuat sikap yang dapat menyakitkan hatinya atau menjadi penghalang suami dalam bersikap yang sesuai syari’at dan beramal sholih.<br />Janganlah seorang istri bersikap acuh tak acuh, tidak peduli dengan suaminya, membebani suaminya dengan sesuatu yang berada diluar kemampuannya.<br />Hendaklah seorang istri menjadi factor pendorong dan motivasi bagi suami dalam beribadah kepada Allah ta’ala, berjihad di jalan Allah, berdakwah dan berakhlak yang baik disekitarnya sehingga menjadi uswah (teladan) bagi lingkungan sekitarnya.<br />D. Adab Istri Kepada Suami<br />• Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)<br />• Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)<br />• Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)<br />• Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)<br />• Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)<br />• Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)<br />• Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)<br />• Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)<br />• Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)<br />• Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)<br />• Isteri Sholehah<br />- Apabila’ seorang istri, menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramddhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya Allah swt. akan memasukkannya ke dalam surga. (Ibnu Hibban)<br />- Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah. (Al-Ahzab : 33)<br />- Istri sebaiknya melaksanakan shalat lima waktu di dalam rumahnya. Sehingga terjaga dari fitnah. Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama daripada shalat di masjid, dan shalatnya wanita di kamarnya lebih utama daripada shalat di dalam rumahnya. (lbnu Hibban)<br />- Hendaknya menjadikan istri-istri Rasulullah saw. sebagai tauladan utama.<br />E. Hak Istri Atas Suami<br />Wanita muslimah yang sadar dengan petunjuk agamanya,senantiasa taat kepada suaminya,slama tidak bermaksiat kepada Allah swt. Juga ia slalu berusaha untuk mendapat keridhaan suaminya dan membahagiakannya. Meskipun suaminya dalam keadaan miskin dan fakir serta terlilit kesusahan. <br />Sadar dengan petunjuk agamanya,senantiasa mengenang wanita-wanita terbaik yang telah di tulis oleh tinta emas sejarah. Menjadikan mereka tauladn dalam kesabaran,kebajikan, kedewasaannya,dan benar-benar mengabdi kepada suami dan keluarganya,meskipun kehidupan akrab dngan kemiskinan dan kesusahan . <br />Tetapi seoarang istri juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan oleh suami, dan menjadi suatu kewajiban, kewajiban yang harus diberikan kepada istri antara lain adalah :<br />1. Suami wajib memberikan nafkah dari harta yang halal<br />Ada banyak dalil yang menunjukkan kewajiban seorang suami untuk memberi nafkah kepada istrinya, diantaranya adalah dengan tafsiran wallahu a`lam :<br />``Dan atas (ayahnya) anak-anak yang dilahirkan untuk-nya (kewajiban) member rezeki para ibu dan pakaian mereka dengan cara yang baik(sesuai dengan kemampuannya) QS:Al-baqaroh 233 ``<br />Istri berhak untuk mendapatkan belanja sewajarnya, tergantung seberapa besar kemampuan suami. Contohnya soal pangan dan pakaian. Kalau suami punya jatah makanan daging dan keju misalnya, maka istri berhak pula untuk mendapatkan makanan sekualitas itu. Sebaliknya bila sang suami cuma mampu membeli nasi dan ikan asin, istri pun tak boleh menuntut untuk bisa makan ayam.<br />Dalil-dalil nash telah mengisyaratkan kewajiban memberikan nafkah dengan cara-cara yang baik dan tepat. <br />2. Seorang suami wajib menyelesaikan maharnya dan melayani serta bergaul dengan akhlak yang baik kepada istrinya.<br />3. Wajib melindungi istri dari segala perkara yang dapat membahayakannya dan memenuhi kebutuhan bathinnya.<br />4. Mengajarkan ilmu agama kepada istrinya dan menasehatinya dengan cara yang baik.<br />Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka lahir-batin, dunia-akhirat.<br />Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya. Para suami harus berusaha mengantar istri dan anak-anaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga. Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing, maka suamilah yang akan menanggung siksaan besar nantinya. <br />5. Berlaku adil kepada para istri jika seorang suami memiliki lebih dari seorang istri.<br />Suami sebagai pimpinan rumah tangga yang jika mempunyai istri lebih, sangat bagus meniru sifat Rasulullah yang melaksanakan keadilan sebaik-baiknya terhadap semua istri beliau dan tidak pernah membeda-bedakan mereka. Urwah bin Zubair, putra dari saudara perempuan aisyah, pernah menanyakan kepada bibinya tentang perilaku Rasulullah terhadap para istri beliau. Aisyah mengatakan,``Nabi tidak pernah membeda-bedakan diantara kami. Beliau memperlakukan setiap orang dari istri beliau dengan cara sangat adil dan seragam. Sangat jarang beliau tidak menjenguk, satu hari pun, setiap istri beliau untuk menanyakan kesejahteraannya. <br />F. Adab Suami Kepada Istri .<br />• Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)<br />• Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)<br />• Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)<br />• Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: <br />(a) Memberi nasehat, <br />(b) Pisah kamar, <br />(c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) <br />Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.<br />• Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)<br />• Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)<br />• Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)<br />• Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)<br />• Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)<br />• Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)<br />• Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).<br />• Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)<br />• Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)<br />• Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)<br />• Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)<br />• Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)<br />G. Suami Mendidik istri<br />Ada kalanya seorang suami merasa kesulitan untuk mendidik istrinya agar lebih baik, namun hal itu tidak harus menjadikannya bersikap kasar kepada istrinya. Semestinya seorang suami berusaha keras agar mampu bersikap baik, lembut kepada istrinya. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda bahwa sebaik-baik di antara kamu adalah orang yang paling baik terhadap istrinya?<br />Jelas sekali, Islam mengajarkan kelembutan kepada ummatnya, sehingga kekerasan, merupakan alternatif terakhir, terburuk jika tidak ada jalan keluar lagi yang lebih baik. Tetapi, sesungguhnya jika saja kita mau bersabar, boleh jadi apa-apa yang kita anggap buruk, sebenarnya merupakan kebaikan yang banyak dari Allah.<br />Jika kita bercermin pada kehidupan berkeluarga Rasulullah SAW, kita tidak mendapati beliau sebagai seorang yang kasar, namun seorang suami yang lemah lembut kepada istrinya.<br />Walaupun beliau marah karena sesuatu sebab, tapi beliau tidak pernah mengeluarkannya dalam bentuk kata-kata yang menyakiti orang lain, justru dengan mendiamkannya saja. Dan, sebetulnya hal itu pun merupakan suatu bentuk pendidikan kepada istrinya. Dan, dengan kelembutannya, Rasulullah justru semakin dipatuhi oleh istrinya.<br />Selayaknya seorang suami harus berani mengevaluasi dirinya, bisa jadi anak dan istri tidak taat kepadanya karena ia memang belum layak dipatuhi. Sehingga ia harus betul-betul berupaya serius untuk menjadi sosok pemimpin teladan, yang banyak memberikan contoh dalam mendidik anak istrinya. Mengelola keluarga bersama istri tercinta merupakan sesuatu hal serius yang menjadi perhatiannya. Jika anak bermasalah, ia tidak serta-merta menyalahkan istrinya, namun ia merasa bertanggungjawab atas semuanya.<br />Sehingga sepatutnya jika hendak menjadi suami teladan, harus terus menerus memperbaiki ibadah, serta memperindah akhlaqnya. Termasuk di dalamnya adalah berupaya menjaga lisan kepada anak istri, karena kita kerap mendengar suami yang suka marah-marah, menyakiti hati istrinya dengan kata-kata. Suami yang baik tentu tidak akan bertindak seperti itu, kelembutan dalam mengutarakan keinginan tetap merupakan pilihannya.<br />Salah satu kewajiban suami adalah mendidik anak istrinya dengan baik, tentu saja agar rumah tangga yang dicita-citakan bersama menjadi terwujud, yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Hal itu tidak akan terwujud jika dilakukan dengan kekerasan, atau tidak dengan suri tauladan dari seorang suami. Karena ia adalah orang yang paling bertanggungjawab tentang kondisi keluarganya kelak di akhirat, pun di dunia.<br />Berikut ini adalah cara mendidik istri anda menurut Al-Qur'an:<br /><br />1. Menasehati: Apabila anda menasehati istri anda hendaknya secara sendirian jangan didepan anak anak Anda atau dihadapan orang lain guna menjaga perasaannya, baik secara tersirat maupun tersurat, dan nasehat ini dilakukan secara berulang kali jangan hanya sekali saja.<br /><br />2. Bila istri Anda belum jera maka punggungi dia ditempat tidur (untuk menunjukkan perasaan anda) dengan catatan Anda tidak perlu pindah ranjang atau meninggalkan rumah maupun tidak bicara sama sekali dengan istri anda. Dengan membelakangi istri anda kemungkingan istri anda akan merasa sedang ditegur.<br /><br />3. Memukul dengan ringan : Dalam hal ini adalah sunnah untuk menghukum istri dengan cara memukulnya karena nabi Muhammad tidak pernah memukul wanita (istri-istrinya) atau budak budaknya. Dalam Hadis nabi :<br />" dari Aisyah radhiyallahu'anha " Rasululloh sama sekali tidak pernah memukul seseorang pun dengan tangannya, tidak pernah memukul seorang wanita, tidak pernah pula memukul pembantunya, kecuali bila beliau berjihat fi sabilillah..." ( HR. muslim). <br /><br />Anda diperbolehkan memukul istri apabila istri anda sudah keterlaluan dalam ketidaktaatannya seperti menunda nunda sholat, meninggalkan rumah tanpa seijin anda, lalai mengasuh anak.<br />Demikian pula cara memukulpun didalam al-Qur'an sudah diterangkan bahwa suami tidak boleh memukul istri sampai melukainya atau memukul bagian badan yang sensitif seperti wajah atau kepala. Hadis nabi :<br />" Bertakwalah kalian kepada Allah dalam perkara para wanita (istri), karena kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seseorang yang kalian benci untuk menginjak di hamparan (permadani) kalian, jika mereka melakukan hal tersebut maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras" (HR. Muslim)<br />Apabila sebuah masalah bisa diatasi dengan cara musyawarah dan diskusi mengapa tidak bisa kita lakukan, janganlah kemarahan menunggangi ego anda, bersabarlah dan perbanyaklah istighfar kepada Allah, karena orang yang sedang marah ucapan dan tindakannya jadi tidak terkendali.<br /> Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-2650783299990991212011-01-18T13:30:00.000+08:002011-01-18T13:32:13.492+08:00Ulumul HadistSoal .<br />1. Tuliskan sebuah definisi ilmu Al-jarh wa at-Ta`dil baik secara terminology dan etimologi ?<br />2. Bagaimana metode ulama dalam menjelaskan hal ikhwal para perawi ?<br />3. Apakah periwayatan seorang perawi tsiqoh dari orang lain merupakan penta`dilan terhadap orang lain tersebut?<br />4. Sebutkan syarat-syarat perawi dan sebutkan metode tahamulul hadist ?<br />5. Jelaskan dengan singkat langkah-langkah dalam melakukan takhrijul hadist ?<br />Jawab.<br />1. Disini saya akan menjelaskan pengertian Al-jarh dan Al-adl baik secara terminology dan etimologi :<br />a) Al-jarh secara etimologis diambil dari bentuk kata masdar ( ) yang berarti seseorang membuat luka pada tubuh orang lain yang ditandai dengan mengalirnya darah dari luka itu. Yang berarti hakim dan yang lain melontarkan sesuatu yang menjatuhkan sifat adil saksi, berupa dusta dan sebagainya.<br />b) Al-jarh secara terminology yaitu suatu sifat dari seorang perawi yang menodai sifat adilnya atau mencacatkan hafalan kekuatan ingatannya, yang mengakibatkan gugur, lemah, bahkan tertolak riwayatnya .<br />c) Al-Adl secara etimologis berarti sesuatu yang terdapat dalam jiwa bahwa sesuatu itu lurus, benar. Orang adil berarti yang diterima kesaksiannya. <br />d) Al-Adl secara terminologis berarti orang yang tidak memiliki sifat yang mencacatkan keagamaan dan dkeperwiaraanya. Sehingga khabar dan kesaksiaanya bisa diterima, sampai-sampai dengan binatang pun tiada berdusta.<br /><br />2. Metode ulama dalam menjelaskan hal ikhwal para perawi, para ulama menempuh cara meneliti keadaan para periwayat dan mencermati mereka yang berstatus tsiqat lagi hafidz, ada beberapa patokan yang mencirikan metode ulama dalam menjelaskan hal-ikhwal para perawi, yang terpenting adalah :<br />a) Jujur dan tuntas dalam memberikan penilaian <br />b) Kejujuran merupakan ediologi mereka yang tertancap kuat dan patokan umum yang mereka terapkan dalam menjelaskan kebenaran, meski membawa dampak negative atas diri mereka sendiri.<br />c) Kecermatan dalam meneliti dan menilai.<br />d) Mematuhi etika al_Jarh.<br />e) Secara global menta`dil dan secara rinci dalam mentarjih dari ungkapan imam-imam al_Jarh Wa at_Ta`dil kita bisa melihat bahwa mereka tidak menyebut sebab-sebab ta`dil mereka terhadap para perawi .<br /><br /><br />3. Ada perbedaan pendapat mengenai periwayatan seorang perawi tsiqoh dari orang lain. Apakah periwayatan seorang perawi tsiqoh dari orang lain merupakan penta`dilan terhadap orang lain ? , ada tiga pendapat :<br />a) Bukan suatu penta`dilan, karena perawi yang adil kadang-kadang juga meriwayatkan dari perawi (lain) yang tidak Adil. (pendapat mayoritas ahli hadist)<br />b) Iya, itu penta`dilan. Sebab perawi adil, seandainya mengetahui jarh pada diri seseorang yang diambil hadistnya, tentu akan menjelaskannya.<br />c) Bila kebiasaan perawi adil itu meriwayatkan hadist dari perawi yang tsiqat saja, maka periwayatannya dari yang lain merupakan penta`dilan. Bila tidak, maka tidak merupakan penta`dilan<br /><br />4. Syarat-syarat seorang perawi dan bisa dijadikan suatu hujjah yaitu ;<br />a) Islam sehingga tidaklah diterima riwayat orang kafir, berdasarkan ijma ulama.<br />b) Baliqh ( berakal yang memiliki akal yang sehat)<br />c) Sifat adil (sampai sekecil apapun perbuatan/perkara bersifat adil dan bijak)<br />d) Dhabt yaitu keterjagaan seorang perawi ketika menerima hadist dan memahaminya ketika mendengarnya serta menghapalnya sejak menerima sampai menyampaikannya kepada orang lain.<br />Adapun metode-metode tahamulul hadist yaitu :<br />a) Mendengar yaitu guru membaca hadist sedang para pendengar mendengarkannya<br />b) Membaca hadist dihadapan guru<br />c) Sertifikasi (rekomendasi), ibarat sekolah, murid memiliki satu ijazah kelulusan.<br />d) Al-Munawalah maksudnya, seorang ahli hadist memberikan hadis, beberapa hadist atau sebuah kitab kepada muridnya agar sang murid meriwayatkannya darinya. <br />e) Al-Mukarabah yaitu seorang guru menulis dengan tangannya atau meminta orang lain menulis darinya sebagian hadistnya untuk seorang muridnya yang ada dihadapannya atau murid yang berada di tempat lain lalu guru itu mengirimkannya kepada sang murid bersama orang yang bisa dipercaya.<br />f) Seorang syeikh memberitahukan kepada muridnya bahwa hadist tertentu atau kitab tertentu merupakan bagian dari riwayat-riwayat miliknya dan telah didengarnya atau diambilnya dari seseorang, atau perkataan lain yang senada, tanpa menyatakan secara jelas pemberian ijazah kepada murid untuk meriwayatkan darinya<br />g) Seorang guru berwasiat, sebelum bepergian jauh atau meninggal, agar kitab riwayatnya diberikan kepada seseorang untuk meriwayatkan darinya. <br />h) Al-Wijadah yaitu ulama hadist menggunakannya dengan pengertian ilmu yang diambil atau diambil dari shahifah tanpa ada proses mendengar, mendapatkan ijazah maupun proses munawalah.<br /><br />5. Adapun metode-metode yang dilakukan untuk mentakhrij hadist setidaknya terdapat 3 metode dalam mentakhrij hadist. Yaitu : <br />a) Metode Takhrij dengan melihat awal kata (Lafal) yang terdapat dalam hadist tersebut. Dari huruf awal, kemudian huruf kedua dan berikutnya hingga satu kata.<br />b) Metode tahkrij melalui kata-kata dalam matan hadist, baik berupa isim (nama benda) atau fi`il (kata kerja). Adapun huruf tidak digunakan dalam metode ini (seperti kata sambung). <br />c) Metode takhrij menurut thema hadist, metode yang disuruh menyimpulkan hadist tersebut kemudian mencarinya melalui thema pada kitab-kitab metode ini.<br /><br />Jadi Secara garis besar, takhrijul hadits dapat dibagi menjadi dua cara:<br />1. Metode Lafdhi, menakhrij hadits yang telah diketahui awal matannya.<br />2. Metode Maudhu’i, menakhrij hadits dengan berdasarkan topik permasalahan atau tema. Kitab acuannya adalah miftahu kunuzis sunnah.<br /><br />Adapun langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:<br />a) Konsultasi kamus<br />b) Melacak hadits pada kitab<br />c) Mencatat hadits lengkap dengan sanad<br />d) Melakukan i’tibar. Dalam hal ini diperlukan kitab sejarah para perawi yakni kitab tahdzibul kamal fi asmair rijal dan kitab tahdzibut tahdzib<br />e) Menyusun skema sanad<br />f) Penelitian biografi para perawi<br />g) Analisa keadaan sanad dari sisi kualitas dan kuantitas<br />h) Menyimpulkan hadist tersebut (thema hadist)<br /><br /><br /><br /><br /><br />TepolMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-31811905289836602132011-01-14T23:42:00.004+08:002011-01-14T23:52:31.038+08:00Kenangan terindah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoWssd4j0HZTgmgiuz0xduVY2EeZaTBppjqtN8JGl_uoAOb6C8jyTCZJbh2wB4e3-7_vgu8gyhU1nYNYep5pFbF-TNPcrlYxyhVCSQJbB06oJJ6RttipWmuBqwelW1VboqQrgj_cpbQJD3/s1600/broken-heart1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 317px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoWssd4j0HZTgmgiuz0xduVY2EeZaTBppjqtN8JGl_uoAOb6C8jyTCZJbh2wB4e3-7_vgu8gyhU1nYNYep5pFbF-TNPcrlYxyhVCSQJbB06oJJ6RttipWmuBqwelW1VboqQrgj_cpbQJD3/s320/broken-heart1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5562069995626551682" /></a><br />WaLaupun dirimu t'lah pergi. . .<br />Tapi bayangmu s'lalu hadir. . .<br />Hadir di benak ku & di hati ku. . .<br /><br />Di saat jiwa ini letih<br />Di saat jiwa ini penat, dan<br />Di saat jiwa ini hampa. . .<br /><br />Hanya dirimu yg terlintas<br />Hanya dirimu yg mengisi jiwaku, dan<br />Hanya dirimu yg mampu hadir disukmaku. . .<br /><br />Inginku berlari & memeluk mu<br />Inginku s'lalu di sisimu, dan<br />Inginku kau ada di sisiku. . .<br /><br />Tapi. . .<br /><br />Hanya bayangmu yg ku lihat tersenyum. . .<br />Hanya rasa ku yg mengapung tanpa arah. . .<br /><br />Aku ingin berlari dengan cepat, tak perduli dengan apa puwn yang jadi penghalangku..<br />Aku ingin teriak sekeras-kerasny, tak perduli dengan hilangnya akan suaraku..<br />Aku ingin menangis sepuasny, tak perduli dengan air mata yang akan habis hingga sungai puwn kalah dgn air mataku.. <br /><br />Tapi aku harus menerima kenyataan ini, , , <br />kau lah kenangan terindah ku ...Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-80051151910241036222011-01-14T23:22:00.004+08:002011-01-14T23:52:01.876+08:00Melepasmu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBbHbn-aLZPWOOPBXU_WVt6bQXHNPqyiyOmn-L3KjfK1qUeLj48OJPji5g99XbsdVdYA3i4kL9bEiQNDTGcDLcxsO4UIEDsipne7mv1z9aw7QEw5_BuOtOsqmfny4Jzrf0luwwftMSAYod/s1600/pergi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBbHbn-aLZPWOOPBXU_WVt6bQXHNPqyiyOmn-L3KjfK1qUeLj48OJPji5g99XbsdVdYA3i4kL9bEiQNDTGcDLcxsO4UIEDsipne7mv1z9aw7QEw5_BuOtOsqmfny4Jzrf0luwwftMSAYod/s320/pergi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5562069889284439522" /></a><br />Aku tak bisa meLupkan hari ini..<br />ketika aku melepaskan dirimu ..<br />ketika aku merelakan kau dengan segenap cinta..<br /><br />aku tidak bisa melupakan hari kemarin..<br />ketika aku tersenyum karenamu..<br />ketika bahagia bersamamu.. <br /><br />aku tidak bisa melupakan hari esok..<br />ketika aku harus berjuang melupakanmu..<br />ketika air mataku akan menetes karena mengenangmu ...<br />dan aku tidak bisa melupakan detik itu ..<br />detik ketika aku mlihatmu menangis karenaku ..<br /><br />Mungkin aku memang lemah<br />Mungkin aku tak pernah punyai lelah Saat ku terdiam menangisi pergimu Terus ku terpaku oleh harapan semu<br />Sepertinya… telah cukup banyak kutulis<br />telah cukup dalam hati ini kuiris<br />Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula Dengan ia yang mampu merasakannya<br /><br />Namun cinta untukmu terus bertahan <br />Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang ...<br />bagaimana semua ini harus kuartikan ?Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-81905094241999140452011-01-14T23:01:00.003+08:002011-01-14T23:22:07.209+08:00Waktu yang terbuang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHdlYclivd5F5nsiHbuYxPMa1eyEeftsMWxU5QgFqp7RdaWcmgtlP1kUtQXHMlyUJN07uMdALMOepCiQGqLO4_Ys3qGPE7vpClI7N6frt01jTJX1zz_e1ysuRvnJMZ1qFP3ZJdcdVvK41v/s1600/waktu_6.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 255px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHdlYclivd5F5nsiHbuYxPMa1eyEeftsMWxU5QgFqp7RdaWcmgtlP1kUtQXHMlyUJN07uMdALMOepCiQGqLO4_Ys3qGPE7vpClI7N6frt01jTJX1zz_e1ysuRvnJMZ1qFP3ZJdcdVvK41v/s320/waktu_6.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5562061832366742706" /></a><br />Kenangan itu begitu indah<br />Ada rasa sedikit penyesalan bagi ku<br />Karena waktu ku hanya sedikit ku habiskan bersama dirimu<br />Yah... tanpa sengaja aku melupakan dirimu<br />Dan sekarang! Saat ku sadari itu!<br />Aku merasakan kebersamaan kita jauh lebih indah<br />Dibanding dengan kebersamaan yang ku rasakan selama ini<br /><br />aku sadar bahwa selama ini<br />aku telah salah menilaimu...<br />akhirnya aku menyadari...<br />kau seorang gadis yang lemah lembut...<br />gadis yang hampir sempurna dalam fisik maupun akal budi...<br />pantaslah jika banyak pria menaruh hati padamu...<br /><br />akhirnya ku menyadari<br />saat saat terakhir ini<br />aku memendam rasa yang salah kepadamu...<br />setelah ku menatap indahnya kedua bola matamu...<br />dan mendengar sayup sayup suara indahmu...<br />rasa yang salah itu mulai pudar...<br />ingin kembali ku mengenalmu lebih dekat...<br /><br />Waktu selalu berputar<br />Mempercepat langkah dan hari kita<br />Hingga disuatu saat ia menyapa<br />Kita harus berpisah<br />Jalani hidup dengan sendirinya<br />Dan semoga,<br />Puing-puing kenangan akan selalu ikut mengiringinya<br /><br />Andai waktu bisa ku putar kembali<br />Tepat disaat aku melupakan dirimu, ku ingin menghentikannya<br />Yah... dimana aku tak menyadari kau begitu berarti<br />Tapi, itu hanya permainan<br />Waktu akan terus berputar... bergerak...<br />Hingga dia akan membuat kita berpisah seperti saat ini<br /><br />Perpisahan bukan akhir dari seegalanya!<br />Ku harap kau pun setuju dengan yang ku pikirkan<br />Karena ku tak ingin perpisahan ini<br />Membuat kau melupakan ku<br />Ingat aku, selalu!<br />Meski hanya sekejap waktu yang kita habiskan bersama<br />Tapi, tetaplah ingat pada ku dan menyayangiku<br />Kenangan itu akan ku jadikan masa lalu<br />Karena aku ingin selalu bersama untuk mu...Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-57078435642809161762011-01-01T20:22:00.001+08:002011-01-01T20:49:42.440+08:00Teori PerkembanganA. Teori Roe tentang Kepribadian dan Perilaku Okupasional<br />Menurut Osipow (1968), teori Roe memiliki tiga komponen penting. Pada komponen pertama Anne Roe menekankan unsur perkembangan dalam pemilihan kaier, lebih-lebih corak pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua kepada anak kecil. Dalam bukunya The Psychology of Occupations (1956), Roe menekankan dampak dari keseluruhan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orangtua dan anak, serta pengaruh dari pola pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dikembangkan oleh anak dan hubungan antara struktur kebutuhan pribadi itu dengan gaya hidup pada unsur dewasa kelak. Tema kepribadian kedua yang berhubungan dengan teori pilihan vokasionalnya adalah teori “kebutuhan” Maslow. Komponen ketiga dalam formulasi-formulasinya adalah pendapatnya mengenai pengaruh-pengaruh genetik terhadap keputusan-keputusan vokasional dan juga dalam perkembangannya dalam pembicaraannya.<br />Tampaknya bahwa teori Roe sendiri memiliki dua taraf. Taraf pertama berkenaan dengan pernyataan-pernyataan umumnya yang amat sukar untuk dites secara empiris. Porsi teori ini menyatakan bahwa latar belakang genetik setiap individu mendasari kemampuan-kemampuan dan minat-minat, yang pada gilirannya berhubungan pilihan vokasional. Selanjutnya, tiap individu dalam menggunakan energi psikisnya tidak sepenuhnya berada di bawah kontrolnya, dan penggunaan energi yang tidak sengaja ini, yang agaknya ditentukan secara genetik. Bersama dengan penggunaan energi psikis adalah perkembangan keunggulan-keunggulan kebutuhan yang sebagian didasarkan pada frustasi-frustasi dan kepuasan-kepuasan pada masa kanak-kanak awal dan sebagian pada <br />faktor-faktor genetik. Faktor-faktor genetik dan hierarki-hierarki kebutuhan secara bersama-sama mempengaruhi pilihan vokasional, sebagai bagian dari efeknya terhadap pola hidup seluruhnya.<br />Taraf kedua dari teori ini berkenaan dengan perkembangan pola-pola dan kekuatan-kekuatan kebutuhan-kebutuhan pokok yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman di masa kanak-kanak. Interaksi-interaksi yang Roe gambarkan dalam porsi teorinya ini lebih eksplisit dan lebih terbuka untuk validasi empiris daripada pernytaan-pernyataan umumnya tentang energi psikis dan struktur genetik dari kepribadian.<br />Roe menggolongkan seluruh jabatan atas dua kategori atas dua kategori dasar, yaitu jabatan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain (person oriented) dan yang berorientasi pada benda-benda (non-person oriented). Menurut Roe pilihan kategori jabatan terutama terutama ditentukan oleh kemampuan seseorang dan latar belakang sosial-kulturalnya. Namun, dalam karya tulisnya, Roe meninggalkan pandangannya bahwa corak pergaulan orang tua dengan anak yang berbeda-beda akan menghasilkan pilihan jabatan yang berlainan. Diakuinya, bahwa masih terdapat aneka faktor lain yang mempengaruhi pilihan jabatan, meskipun arah orientasi yang ditanamkan pada usia sangat muda dikatakan kiranya tetap berpengaruh pada pilihan-pilihan yang menyangkut jabatan yang dipegang di kemudian hari. Roe menegaskan pula, bahwa tidak terdapat hukum yang mengatakan: “hanya ada satu-satunya jabatan yang paling cocok bagi seseorang” atau “hanya ada satu-satunya orang yang paling tepat untuk memegang jabatan tertentu”.<br />Samuel H. Osipow dalam bukunya Theories of Career Development (1973) berpendapat bahwa konselor sekolah dapat membantu orang muda, yang ternyata belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh kebutuhan pokok yang dilandasi motivasinya dalam memperjuangkan suatu gaya hidup, untuk berefleksi diri. Persoalan yang dihadapi konselor adalah, apakah dia sebaiknya berusaha meningkatkan tahap kebutuhan orang muda itu, karena jaminan ekonomis saja tidak mesti membuat orang dewasa akan selalu merasa bahagia.<br />B. Teori Pilihan Okupasional dari Ginzberg<br />Teori pilihan okupasional Ginzberg sebenarnya adalah suatu teori perkembangan akupasional, yang menggambarkan upaya-upaya bersama dari seorang ahli ekonomi, seorang psikiater, seorang ahli sosiologi, dan seorang ahli psikologi. Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herma adalah pioner-pioner dalam formulasi konsep pilihan karier sebagai suatu proses yang terbuka sepanjang waktu. Pandangan-pandangannya yang mula-mula tentang proses pilihan okupasional adalah sebagai berikut:<br />1. Pilihan okupasional adalah suatu proses perkembangan yang secara khas berlangsung sepanjang periode umur 10 sampai 15 tahun.<br />2. Proses itu sebagian besar tidak dapat berubah.<br />3. Proses pilihan okupasional berakhir dalam suatu kompromi antara minat-minat, kapasitas-kapasitas, nilai-nilai, dan kesempatan-kesempatan<br />4. Ada tiga periode pilihan okupasional yaitu fantasi, tentatif, dan realistik.<br />5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan okupasional seseorang adalah nilai-nilai individual, faktor-faktor emosional, taraf dan jenis pendidikan, dan dampak realitas melalui tekanan-tekanan lingkungan.<br />Menurut teori perkembangan ini, individu bergerak maju atau berkembang melalui serangkaian tahapan, yaitu:<br />1. Periode fantasi, sebelum usai sebelas tahun; kebutuhan-kebutuhan dan impuls-impuls diterjemahkan ke dalam pilihan-pilihan okupasional. Anak-anak merasa bahwa mereka dapat melakukan apa saja yang mereka hendak lakukan.<br />2. Periode tentatif, umur-umur sebelas sampai tujuh belas tahun; minat-minat, kemampuan-kemampuan, dan nilai-nilai digunakan dalam melakukan pilihan-pilihan. Sub-sub tahap dari periode tentatif adalah:<br />a. Sub tahap minat, sekitar umur sebelas sampai dua belas; Minat-minat merupakan basis primer bagi pilihan, tetapi kemampuan-kemampuan diperlukan.<br />b. Sub tahap kapasitas, dari umur tiga belas sampai empat belas; kapasitas-kapasitas dipertimbangkan dalam perencanaan, tetapi pengetahuan tentang itu tidak lengkap, sehingga pilihan-pilihan masih tentatif<br />c. Sub tahap nilai-nilai, sekitar umur lima belas sampai enam belas; nilai-nilai masuk dalam proses pilihan, mendominasi minat-minat dan kapsitas-kapasitas.<br />d. Sub tahap transisi, kira-kira umur tujuh belas; faktor-faktor sebelumnya digabungkan dan digunakan dalam memilih. Faktor-faktor realitas belum cukup banyak dilibatkan. Individu menyadari bahwa keputusan-keputusan sekarang akan mempengaruhi masa depannya.<br />3. Periode realistik, umur tujuh belas sampai dewasa muda. Pilihan-pilihan dilakukan selama periode ini. Terdapat kompromi-kompromi antara faktor-faktor realitas-persyaratan-persyaratan pekerjaan pendidikan-dan faktor-faktor pribadi. Sub tahap dari periode realistik adalah:<br />a. Eksplorasi, tahap realistik dimulai dengan eksplorasi; kesempatan-kesempatan diperiksa untuk terakhir kali, dan pilihan-pilihan dipertimbangkan<br />b. Kristalisasi, individu benar-benar melakukan pilihan. Kompromi merupakan hal penting.<br />c. Spesifikasi, pilihan dibatasi; individu menjadi begitu spesifik dan mengambil langkah-langkah untuk mengimplementasikan keputusan.<br />Pada tahun 1972, Ginzberg mengajukan beberapa modifikasi terhadap teorinya semula sebagai berikut:<br />1. Proses, pilihan dan perkembangan vokasional adalah sepanjang hidup dan terbuka. Sebab-sebab utama dari perubahan okupasional selanjutnya tampaknya merupakan umpan balik dari kepuasan-kepuasan yang berhubungan dengan pilihan semula, tingkat kebebasan yang berhubungan dengan perubahan tanggung jawab-tanggung jawab, dan tekanan-tekanan atau pilihan-pilihan dalam pekerjaan individu sekarang.<br />2. Tidak dapat dirubah, tidak lagi dipandang valid<br />3. Optimisasi, sebagai pengganti kompromi. Mendapatkan pekerjaan yang paling sesuai adalah suatu proses yang terus berlangsung. Upaya terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang paling penting melalui kesempatan-kesempatan yang tersedia, dengan mengingat kembali kendala-kendala operatif.<br />4. Kendala-kendala sedapat mungkin perlu diberi bobot. Ginzberg mengidentifikasi kendala-kendala ini seperti situasi keluarga yang berpenghasilan rendah; sikap-sikap dan nilai-nilai orang tua; tidak cukupnya lembaga pendidikan, termasuk kegagalannya mengejar perubahan kesempatan-kesempatan bagi wanita; keanggotaan kelompok minoritas; dan hubungan yang tidak efektif antara tingkat sekolah dan antara sekolah-sekolah dan pekerjaan-pekerjaan, lembaga-lembaga masyarakat, angkatan bersenjata, dan lembaga-lembaga lainnya.<br />5. Struktur kesempatan dari dunia kerja diberi bobot yang lebih besar.<br />6. Orientasi nilai sekarang diberi bobot yang lebih besar dan dipandang memainkan peranan utama dalam pencarian kepuasan individual. Gaya hidup individu juga mempunyai dampak terhadap keputusan-keputusan vokasional sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan aktivitas-aktivitas lainnya.<br />Adapun implikasi dari pendekatan ini adalah bahwa karena perkembangan karier berlangsung sepanjang hidup, maka bantuan konseling karier, eksplorasi karier, dan pengambilan keputusan harus tersedia bagi individu-individu untuk semua umur dan semua keadaan.<br />C. Teori Super tentang Perkembangan Karier<br />Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan sama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Namun, titik beratnya terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Donald Super menaruh perhatian pada psikologi diferensial sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari perbedaan bermakna individu-individu, antara lain dengan menggunakan alat-alat tes untuk memperoleh data tentang berbagai ciri kepribadian yang jelas mempunyai kaitan dengan memegang suatu jabatan. Dalam hal ini Super mengakui sumbangan positif dan teori Trait and Factor, yang untuk sebagian bergerak dalam psikologi diffensial.<br />Unsur yang mendasar dalam pandangan Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang, yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran diri yang vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif; perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang jabatan tertentu, melalui identifikasi dengan orang dewasa yang sudah bekerja, melalui penghayatan pengalaman hidup, dan melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan hidup. Dengan menyadari kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan semua orang lain, akhirnya akan terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran diri ini menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang ke suatu bidang jabatan yang memungkinkan untuk mencapai kesuksesan dan merasa puas. Dengan demikian, seseorang mewujudkan gambaran diri dalam suatu bidang jabatan yang paling memungkinkan untuk mengekspresikan diri sendiri.<br />Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu fase Pengembangan (Growth) dari saat lahir samapi umur lebih kurang 15 tahun, di mana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri; fase Eksplorasi (Exploration) dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat; fase Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahu, yang bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu; fase Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 sampai 64 tahun, di mana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya; fase Kemunduran (Decline), bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Kelima tahapan ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karier.<br />Pandangan Super oleh banyak pakar Psikologi Vokasional dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapatkan banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga pendidik bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier, yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu. Dengan kata lain, program pendidikan karier dan bimbingan karier di SD, SMP, dan SMA bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat para siswa ke tahap pemahaman diri dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan lebih matang. Dalam konseling karier, bilamana konselor berhadapan dengan seorang konseli, konselor harus memperhatikan taraf kematangan vokasional yang telah dicapai konseli.<br /><br />D. Perkembangan Karier Orang Dewasa<br />Teori-teori perkembangan karier orang dewasa dapat dipandang sebagai suatu rentangan sepanjang kontinuum, tergantung pada apakah teori-teori ini menerangkan perilaku karier adaptif dengan umur kalender, tahap-tahao kehidupan, sepanjang hidup, keistimewaan individu, atau transisi-transisi.<br />Dari perspektif umur kalender, Levinson dan sejawatnya bermaksud mengidentifikasi periode-periode perkembangan orang dewasa yang relatif universal, genotipik, dan berkaitan dengan umur. Mereka menyatakan bahwa salah satu kejutan terbesar adalah variabilitas yang relatif rendah dalam usia dimana setiap periode mulai dan berakhir. Penemuan ini menggugurkan ide-ide yang selama ini dipegang dan dihargai bahwa individu dewasa berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda.<br />Levinson, Darrow, Klein, Levinson, dan McKee (1978) yang menerangkan perilaku orang dewasa menurut umur dan tahap-tahap perkembangan sekuensial, membagi perilaku orang dewasa ke dalam enam periode sekuensial atas dasar umur:<br />1. Meninggalkan keluarga - remaja akhir sampai kira-kira 22 tahun;<br />2. Memasuki dunia orang dewasa - permulaan sampai akhir umur 20-an<br />3. Kemantapan - permulaan usia 30-an sampai permulaan umur 40-an<br />4. Menjadi orang yang berdiri sendiri – umur 35 sampai 39<br />5. Transisi tengah umur – permulaan 40-an<br />6. Rehabilitasi dan awal masa pertengahan usia dewasa – pertengahan dan akhir 40-an.<br />Kelompok kedua dari ahli-ahli yang mengunakan tahap-tahap kehidupan menyatakan bahwa umat manusia tanpa terkecuali melalui sekuensi tahapan-tahapan perkembangan. Havighust melihat tugas-tugas orang dewasa terutama yang berasal dari peranan sosial seperti pekerja, pasangan, orang tua, ibu rumah tangga, penduduk. Ia menyimpulkan bahwa setiap tugas perkembangan menghasilkan kesiapan untuk belajar, yang pada puncaknya menampilkan suatu momen yang dapat diajari. Beberapa dari tugas-tugas menurut pengaturan Havighust adalah sebagai berikut:<br />Dewasa Awal Dewasa Madya Dewasa Lanjut<br />1. Memilih pasangan<br />2. Belajar hidup dengan pasangan<br />3. Mengelola rumah tangga<br />4. Membesarkan anak<br />5. Mulai okupasi<br />6. Tanggung jawab sebagai warga negara 1. Memperoleh tanggung jawab sebagai warga negara<br />2. Memelihara rumah tangga<br />3. Membimbing remaha<br />4. Mengembangkan waktu luang<br />5. Penyesuaian kepada perubahan-perubahan 1. Menyesuaikan diri kepada kesehatan atau pendapatan menurun<br />2. Menyesuaikan diri kepada kehilangan pasangan<br />3. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial<br />4. Berafiliasi dengan kelompok umur sendiri<br />5. Penyesuaian kepada pengunduran diri<br />Dengan menggunakan masa hidup sebagai fokus, beberapa ahli berpegangan pada posisi yang didasarkan pada premis-premis berikut:<br />1. Perubahan developmental dan usia lanjut merupakan suatu proses berkesinambungan yang tidak terbatas pada suatu tahap dalam kehidupan.<br />2. Perubahan berlangsung dalam berbagai interrelasi bidang-bidang sosial, psikologis, dan biologis dari perilaku manusia.<br />3. Perkembangan kehidupan ditentukan oleh banyak faktor.<br />Perkembangan orang dewasa merupakan gabungan dari kontinuitas dan perubahan. Ahli-ahli yang melihat kedewasaan dari perspektif ini mempertimbangkan aspek-aspek berkesinambungan dari pengalaman orang dewasa; perubahan berlangsung terus selama hidup; terdapat variasi-variasi mengenai bagaimana kelompok-kelompok mengalami kedewasaan; dan perbedaan-perbedaan sosioekonomik, rasial dan etnik.<br />E. Pengambilan Keputusan<br />Secara historis, model-model pengambilan keputusan berasal dari ekonomi. Asumsi pokok dari kebanyakan pendekatan ini, didasarkan pada teori ekonomi Keynesian, adalah bahwa orang memilih suatu tujuan karier atau suatu okupasi yang akan memaksimalkan perolehan dan meminimalkan kerugian.<br />Teori pengambilan keputusan menyarankan bahwa walaupun perkembangan karier merupakan suatu proses yang berkesinambungan, menjadi titik-titik keputusan penting bila individu-individu menghadapi seleksi masuk pekerjaan untuk pertama kalinya, perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau perubahan dalam rencana-rencana pendidikan. Salah satu teori pengambilan keputusan yang terkenal adalah dari Tiedeman dan O Hara. Teori ini menyatakan bahwa identitas-identitas karier individu terbentuk oleh proses-proses pengambilan keputusan yang menjadi sasaran pemahaman dan kehendak individu.<br />Beberapa implikasi yang bersumber dari teori-teori pengambilan keputusan karier adalah sebagai berikut:<br />1. Karena pengambilan keputusan berhubungan dengan perkembangan kepribadian dan nilai-nilai, siapkan pengalaman-pengalaman kepada individu-individu yang memberikan kontribusi pada kematangan emosional, konsep diri, dan orientasi nilai-nilai.<br />2. Karena salah satu dari langkah-langkah pertama dalam mengambil keputusan adalah pengumpulan informasi, sediakan sumber-sumber informasi kepad individu-individu dan bagaimana menggunakannya.<br />3. Karena individu biasanya menggunakan berbagai strategi pengambilan keputusan, berilah kemudahan menemukan strategi-strategi dan bagaimana meningkatkannya.<br />4. Karena pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang dipelajari, ajarkanlah keterampilan-keterampilan khusus dalam mengambil keputusan kepada individu<br />5. Karena membuat pilihan-pilihan adalah tanggung jawab dari pemilih, berilah individu alat sehingga mereka dapat mengidentifikasi dan membuat keputusan sendiri.<br />F. Teori Belajar Sosial<br />Teori belajar sosial tersusun dari empat kategori faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karier, yaitu:<br />1. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus, seperti ras, jenis kelamin, intelegensi.<br />2. Kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa lingkungan, seperti kesempatan-kesempatan pekerjaan dan latihan serta pengalaman-pengalaman keluarga<br />3. Pengalaman-pengalaman belajar, seperti belajar instrumen dan asosiatif<br />4. Keterampilan-keterampilan pendekatan tugas, seperti keterampilan-keterampilan belajar menyukai kebiasaan-kebiasaan bekerja baik.<br />Keempat tipe pengaruh ini berinteraksi untuk menghasilkan tiga jenis konsekuensi:<br />1. Generalisasi-generalisasi observasi diri<br />2. Keterampilan-keterampilan pendektan tugas<br />3. Tindakan-tindakan.<br />Beberapa implikasi pendekatan belajar sosial antara lain sebagai berikut: karena minat-minat dan keterampilan-keterampilan pengambilan keputusan dipelajari, persiapkan pengalaman-pengalaman melalui program pengembangan karier yang terkoordinasi untuk memungkinkan orang memperoleh berbagai pengalaman yang seluas mungkin; karena pengambilan keputusan karier merupakan proses yang dipelajari dan karena serupa dengan pengambilan keputusan pada bidang-bidang kehidupan non karier, ajarkanlah pengambilan keputusan sebagai suatu keterampilan yang dapat digunakan dalam semua bidang kehidupan.<br /><br /><br /><br />G. Teori Kognitif-Behavioral<br />Menurut Rest (1974) teori-teori kognitif perkembangan dibangun sekitar organisasi struktural, sekuensi perkembangan, dan interaksionisme.<br />Organisasi struktural. Pemerosesan informasi sangat penting dalam model-model kognitif. Individu kelihatan sebagai penginterpretasi terhadap lingkungannya. Individu secara selektif memperhatikan stimuli tertentu, mengatur stimuli dalam suatu urutan yang bermakna, dan mengembangkan prinsip-prinsip yang memandu perilaku dan memecahkan masalah-masalah. Cara-cara orang memroses infomasi secara relatif ditentukan oleh pola-pola yang tetap disebut struktur kognitif. Struktur ini menentukan bagaimana orang memandang dirinya, orang lain dan lingkungan. Cara orang berpikir akan menentukan bagaimana orang berperilaku. Perubahan struktur kognitif harus berlangsung sebelum perubahan dalam perilaku berlangsung.<br />Sekuensi perkembangan. Perkembangan individu dianggap berlangsung melalui sekuensi tahap-tahap hierarki yang tetap. Setiap tahap melibatkan berbagai cara berpikir. Diferensiasi dan integrasi kognitif yang lebih besar diperlukan bila orang meningkat ke taraf yang lebih tinggi. Karena orang-orang berkembang melalui berbagai tahap, pandangan mengenai dirinya dan dunia diperluas dan menjadi lebih kompleks.<br />Interaksionisme. Perkembangan dilihat sebagai hasil dari suatu interkasi antar individu dan lingkungannya. Kematangan atau kesiapan individu harus disesuaikan dengan kesempatan yang diberikan oleh lingkungan agar pertumbuhan dapat berlangsung. Pertumbuhan dihasilkan bila individu dihadapkan pada stimuli dari lingkungan yang tidak dapat ditangani oleh konsepsi-konsepsi kognitifnya. Ini menciptakan disonansi atau ketidakseimbangan. Terlalu banyak disonansi akan menghambat pertumbuhan, karena itu yang penting adalah pertumbuhan berlangsung dengan kecepatan yang mantap dan berangsur-angsur.<br /><br /><br /><br />Berikut ini ada lima strategi intervensi kognitif yang efektif:<br />1. Eksplorasi fantasi karier terpimpin. Individu diminta membayangkan suatu hari kerja khusus dalam berbagai profesi, apa yang akan suka dilakukan atau dikerjakan pada berbagai periode di masa depan, keuntungan-keuntungan apa yang mereka akan nikmati pada berbagai pekerjaan<br />2. Terapi rasional emotif. Strategi ini dimaksudkan untuk mengeliminasi ide-ide irasional yang mencegah individu dari berpikir dan berbuat produktif. Ketika mereka berkembang dengan sistem-sistem kepercayaan yang lebih rasional tentang diri dan lingkungannya, mereka menjadi mampu mengambil keputusan karier yang tepat.<br />3. Eliminasi skema kognitif disfungsional. Upaya diarahkan kepada mengidentifikasi dan mengeliminasi hal-hal berikut: menarik kesimpulan dimana bukti-buktinya kurang, mengambil keputusan atas dasar kejadian tunggal, melebih-lebihkan aspek negatif atau mengabaikan aspek-aspek positif dari suatu peristiwa karier, terlalu menghubungkan peristiwa-peristiwa okupasional yang negatif dengan dirinya, dan mempersepsikan kejadian-kejadian karier hanya yang ekstrim saja.<br />4. Teknik-teknik pengajaran diri. Individu diajarkan tentang proses-proses yang meningkatkan pencapaian tujuan. Ini bisa mencakup hal-hal seperti: identifikasi tujuan-tujuan, langkah-langkah potensial yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan, masalah-masalah potensial yang menghambat kemajuan, pemecahan-pemecahan pengganti, dan memuji diri untuk setiap langkah yang diselesaikan.<br />5. Kontrol diri kognitif. Individu diajarkan untuk memajukan perkembangan karier dengan mencari informasi yang relevan. Pemantauan perilaku diri sendiri, dengan menggunakan penguatan diri dan penyiksaan diri untuk mengembangkan perilaku yang pantas, dan ikut serta dalam aktivitas-aktivitas alternatif yang mengurangi atau mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkan.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Manrihu, Mohammad Thayeb. 1988. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara.<br />Winkel, W.S dan Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarat: Media Abadi.Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-62723865948181333782010-12-24T15:08:00.003+08:002010-12-24T15:23:05.757+08:00Sedih<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXraVmqh085J3ZrIOhcyjEBqkChzhkYC2vK3ZT_S-YgwjH602gVyRXGD9q75izXPKy5C-pDrKp_8RYNdBn1e0NASxNHRkONvJ-9_kUB3qhcye4EA2dRB5wlF1hUH4Ant8-8VDznBnenkNJ/s1600/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 195px; height: 259px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXraVmqh085J3ZrIOhcyjEBqkChzhkYC2vK3ZT_S-YgwjH602gVyRXGD9q75izXPKy5C-pDrKp_8RYNdBn1e0NASxNHRkONvJ-9_kUB3qhcye4EA2dRB5wlF1hUH4Ant8-8VDznBnenkNJ/s320/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5554145677169654834" /></a><br /><br /><br />Mata air turun ke sungai dan mengalir bersama , dan sungai dengan samudera dipadukan<br />angin-angin surga berbaur selama-lamanya , dengan emosi yg memuaskan<br />tak satu pun didunia ini hanya satu<br />hukum ilahi menentukn segala sesuatu dalam diri satu sama lain berpadu.<br />mengapa tidak aku bersamamu ???<br />I miss u ...Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-16681143793764443562010-12-24T14:51:00.004+08:002010-12-24T15:08:02.300+08:00Sahabat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL0Zo0Wq_ojeQ-JpC23NQ3zagoUdS5Sf2qcFQh5ApZ7bj_AjQE-4wIysJKaa7DiDAHDa_b_d3gfbpmJ9CU0Xy2mz91cLtJBWdZrN_AIThb5Iz8-2LDOp5fNN3G6yqMI-Elb2bOaHTz36aJ/s1600/spongebob_and_patrick_star-4857.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 315px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL0Zo0Wq_ojeQ-JpC23NQ3zagoUdS5Sf2qcFQh5ApZ7bj_AjQE-4wIysJKaa7DiDAHDa_b_d3gfbpmJ9CU0Xy2mz91cLtJBWdZrN_AIThb5Iz8-2LDOp5fNN3G6yqMI-Elb2bOaHTz36aJ/s320/spongebob_and_patrick_star-4857.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5554140737924238338" /></a><br /><br /><br />Kata patrick star "pengetahuan tidak bisa menggantikan persahabatan" hahaha dia lebih memilih bodoh asal tetap berteman dengan spongebobs hihihi<br />mang ngga masuk akal cerita spongebob, tapi ku suka banget ...<br />ckckck<br /><br />Kalau para pembaca semua lebih milih pengetahuan atau persahabatan ya hahahaha<br />tapi memang benar, persahabatan sangat berharga, melebihi dari apapun, meskipun bodoh, tapi kalau punya sahabat yang baik, dia pasti membimbing kita juga tuk jadi pintar, pengen banget punya sahabat yang mau nerima diri kita apa ada nya, tanpa melihat derajat dan lain sebagainya ....<br />Mempunyai satu sahabat apalagi sahabat itu sejati mungkin lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.<br /><br />bagi yang mempunyai seorang sahabat sejati Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu ...Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-38167330806640647572010-11-27T09:04:00.001+08:002011-04-23T16:01:18.691+08:00Hakekat pendidikan yang bermanfaatHAKEKAT PENDIDIKAN (ILMU) YANG BERMANFAAT<br /><br /><br />A. Pengertian pendidikan<br /><br />Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmania juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan melalui proses demi proses kearah tujuan akhir dari perkembangan tersebut.<br />Beberapa ahli pendidikan barat yang memberikan arti pendidikan adalah :<br />1. Mortimer J. Adle mengartikan : Pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperolah) yang dapat mempengaruhi pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan–pembiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik untuk mencapai tujuan. <br />2. Herman H. Horne berpendapat : Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan berinteraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia. <br />3. John Dewey mengartikan Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.<br />4. Rousseau mengartikan Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa .<br />Bila definisi yang telah disebut diatas dikaitkan dengan pendidikan Islam,akan kita ketahui bahwa pendidikan Islam lebih menekankan pada keseimbangan dan keserasian perkembangn hidup manusia.<br />Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan. <br />Pendidikan islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik meksimal pertumbuhan dan perkembangannya .<br />Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang dibekali dengan berbagai kelebihan, di antaranya kemampuan berfikir, kemampuan berperasaan, kemampuan mencari kebenaran, dan kemampuan lainnya. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak akan berkembang apabila manusia tidak mendapatkan pendidikan. Allah SWT dengan jelas memerintahkan kita untuk “IQRO” dalam surat Al-Alaq yang merupakan kalamullah pertama pada Rosulullah SAW. Iqro di sini tidak bisa diartikan secara sempit sebagai “bacalah”, tetapi dalam arti luas agar manusia menggunakan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah Allah SWT berikan sebagai khalifah fil ardl. Sehingga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan dan perwujudan tugas manusia sebagai utusan Allah di bumi ini.<br /><br />Pendidikan merupakan proses yang lebih besar dari sekedar aktifitas persekolahan. Pendidikan, dengan mengesampingkan perbedaan mazhab dan orientasi, merupakan proses pengembangan social yang mengubah individu dari sekedar makhluk biologis menjadi makhluk social agar hidup bersma realitas zaman dan masyarakatnya .<br /><br />B. Hakekat pendidikan<br /><br />Pada hakikatnya, pendidikan adalah proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambuangan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh Pendidikan Islam pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis mulai dari kandungan hingga akhir hayat.<br /><br />Berbicara tentang Hakekat Pendidikan banyak sekali para ahli merumuskan dengan segala macam bentuk untuk menjelaskan tentang Hakekat Pendidikan itu, semuanya berkesimpulan bahwa dengan Pendidikan Manusia menjadi maju dan dengan Pendidikan Manusia menjadi Jaya .<br /><br />Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan. Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar yaitu : <br /><br />• Pendekatan reduksionisme <br />• Pendekatan holistik integratif <br /><br />Pengelompokan ini tidak bersifat hitam-putih tetapi sekedar menekankan garis besar dari teri-teori tersebut dan saling berdekatan, mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itu, berbagai teori tersebut mempunyai kesamaan di dalam memberikan jawaban terhadap hakikat pendidikan ialah bahwa pendidikan tidak dapat dikucilkan dari proses pemanusiaan. Tidak ada suatu masyarakat pun yang dapat eksis tanpa pendidikan .<br /><br />C. Tujuan pendidikan<br /><br />Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.<br /><br />Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang. Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan untuk:<br /><br />1. mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi;<br />2. merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupannya di masa datang;<br /><br />3. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan;<br /><br />4. mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. <br /><br />Adapun Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan. Disebabkan manusia merupakan fokus utama pendidikan, maka seyogianyalah institusi-institusi pendidikan memfokuskan kepada substansi kemanusiaan, membuat sistem yang mendukung kepada terbentuknya manusia yang baik, yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan. Secara lebih rinci pendidikan islam bertujuan untuk :<br />• Pembinaan Akhlak<br />• Penguasaan Ilmu<br />• Keterampilan bekerja dalam masyarakat<br />• Mengembangkan akal dan Akhlak<br />• Pengajaran Kebudayaan<br />• Pembentukan kepribadian<br />• Menghambakan diri kepada Allah<br />• Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat<br /><br />D. Pendidikan yang bermanfaat <br />Sebagai hasil dari proses pendidikan pada intinya adalah menjadikan individu manusia dewasa yang mempunyai kemampuan berpikir dan ketrampilan sebagai skiil dan memiliki kepribadian berakhlak mulia ,sesuai nilai ajaran agama hal ini akan menjadikan manusia dalam kesempurnaan dalam kehidupannya,dan membuat manusia yang terbaik diantaranya karena senantiasa akan memberikan kontribusi yang berguna dan bermanfaat terhadap lainnya sepanjang hidupnya.<br /><br />Pada awal yang perlu kita perhatikan dalam hal pendidikan adalah peserta didik sebagai manusia . sebagaimana manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna yang memiliki potensi kefitrahan dan setiap diri manusia itu telah memiliki potensi kebenaran,kecerdasan intelektual dalam kepribadian secara menyeluruh sehingga peserta didik itu perlu digali melalui pendidikan dalam pengenalan terhadap tuhannya, untuk itu dalam pendidikan perlunya pengetahuan tentang pendidikan Agama sebagai pondasi yang sangat dasar dimana ia perpijak disamping itu perlu adanya lingkungan yang sangat mendukung berbagai sarana dan prasarana yang terkait dan didukung peralatan yang sesuai dengan kondisi yang ada juga dengan system kurikulum pendidikan aspiratif yang dibutuhkan sesuai kebutuhan masyarakat .<br />Adanya upaya terus menerus yang dilakukan oleh kedua orang tua ,masyarakat dan pemerintah untuk memberikan stimulus agar anak peserta didik menjadi tumbuh sesuai dengan perkembangan jiwanya jangan sampai terputus di tengah jalan sehingga dalam hal ini perlunya keterlibatan diantara orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk terus melakukan terobosan–terobosan dengan berbagai alternative,misalanya memberikan sumbangan pendidikan, memberikan bea siswa,memberikan dana bos atau menyiapkan pendidikan gratis dengan anggaran pendidikan yang ideal yaitu 20 % <br /><br />Peserta didik dalam perkembangan jiwanya akan mengalami proses tumbuh untuk mencari jati dirinya sesuai dengan proses pendidikan yang mereka miliki untuk mencapai kedewasaaanya sehingga ia akan tumbuh sesuai perkembangan kepribadiannya.pada masa ini akan muncul berbagai macam hambatan dan tantangan yang tidak akan menuntut kemungkinan datang dari dalam dirinya atau dari luar lingkungan yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan atau mengalami keguncangan yang terjadi.pada masa–masa ini mereka akan menunjukan sifat-sifat kemandiriannya sebagai sifat egoistisnya, maka ia akan melakukan tindakan-tindakan tanpa mempertimbangkan akal pemikiran yang yang seimbang.<br /><br />Perlunya pro aktif dari kedua orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk mengantipasi dan memproteksi terhadap perkembangan jiwa peserta didik dengan melakukan penyuluhan tentang agama, penyuluhan obat-obat terlarang ,penyuluhan tentang akibat hubungan bebas,mencegah terhadap peredaran kaset vcd porno di kalangan masyarakat secara umum, dari aparat pemerintah yang berkompeten agar selalu merazia anak peserta didik yang berada di tempat tempat umum dalam waktu belajar mencegah keterlibatan peserta didik terlibat tawuran dengan peserta didik lainnya.sebagai penyuluhan-penyuluhan itu dijadikan sebagai pembentukan kepribadian yang memiliki rasa tanggungjawab untuk dirinya sendiri sebagai bagian dari proses pembentukan perkembangan jiwanya.<br /><br />Diharapkan Pendidikan yang terbentuk pada masyarakat adalah yang memberikan dan mampu menyiapkan peserta didik yang tumbuh dengan sehat dan memliliki kemampuan dan ketrampilan yang pada waktu kapan sajah mereka akan memberikan manfaat khususnya pada dirinya , keluarga dan masyarakat pada umumnya <br /><br /><br />E. Ilmu yang bermanfaat <br />Secara syariat, suatu ilmu disebut bermanfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Tetapi, manfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah SWT. Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya. <br />Oleh karena itu, dalam kacamata ma'rifat, gambaran ilmu yang bermanfaat itu sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah. "Ilmu yang berguna," ungkapnya, "ialah yang meluas di dalam dada sinar cahayanya dan membuka penutup hati." <br />Seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut, Imam Malik bin Anas r.a. berkata, "Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan (sesuatu), melainkan hanyalah Nur yang diturunkan Allah ke dalam hati manusia. Adapun bergunanya ilmu itu adalah untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri."<br />Adapun ciri-ciri ilmu yang bermanfaat antara lain :<br />1. Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah.<br />2. Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk.<br />3. Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia.<br />4. Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.<br />5. Senantiasa didengar doanya.<br />6. Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.<br />7. Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.<br />8. Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.<br />9. Selalu mengharapkan akhirat.<br />10. Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.<br />11. Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu karena hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.<br />12. Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.<br />13. Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka.<br />14. Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnhya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi karena mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala.<br />Setiap kita hendak belajar pasti kita bermaksud menambah ilmu dan pengetahuan kita. Untuk itu, kita dianjurkan untuk berdo`a kepada Allah agar dimudahkan dalam usaha menambah ilmu dan memahaminya dengan baik. Dengan membaca do`a terlebih dulu, kita akan mendapatkan rahmat dan pertolongan kepada, dan berdoa agar ilmu yang kita peroleh menjadi bermanfaat buat seluruh umat manusia, Amin Ya Roabbal Alamin.<br />Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu agama, Gurunya berkata: "Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yang bening dan bersih." Artinya, ilmu itu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya. <br />Karenanya, jangan heran kalau kita dapati ada orang yang rajin mendatangi majelis-majelis ta'lim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap buruk. Mengapa demikian? Bisa jadi di majelis-majelis ta'lim dan pengajian itu, dia tidak mendapatkan tambahan ilmu, jadi hanya mengaji tanpa mengetahui maknanya. <br />Bisa juga karena hatinya keruh, kendati diterangi dengan cahaya sekuat apapun, sinarnya tidak akan bisa menembus dan menerangi hatinya. <br />Padahal kalau hati kita bersih, ia ibarat gelas yang bersih diisi dengan air yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. <br />Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari rasa dengki, iri, dan tidak pernah digunakan untuk menzhalimi sesama. Semakin hati bersih, kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. darimana pun ilmu itu datangnya. Disamping itu, kita pun akan diberi kesanggupan untuk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat. <br />Sebaik-baik ilmu adalah yang bisa membuat hati kita bercahaya dan bermanfaat bagi orang lain. Ilmu apa pun itu, ilmu matematika, biologi, manajemen, agama, sosial, internet, dan lain sebagainya. <br />Karenanya, kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuatnya yang membuat kita semakin dekat dengan Allah, semakin bersyukur, dan hati kita menjadi semakin bersih. Sehingga ilmu-ilmu yang lain (yang telah ada dalam diri kita) menjadi bermanfaat. <br />Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh, kita akan mencari tawas (kaporit) untuk menjernihkannya. Demikian pun dalam mencari ilmu. Kita harus mencari ilmu yang bisa menjadi "tawas"-nya supaya kalau hati sudah bening, ilmu-ilmu lain yang kita kaji bisa diserap seraya membawa manfaat.<br />Kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tidak membawa apa-apa. Mengapa harus ujub, riya, takabur, dan sum'ah. Merasa diri besar, sedangkan yang lain kecil. Merasa diri lebih pintar sedangkan yang lain bodoh. Itu semua hanya karena sepersekian dari setetes ilmu yang kita miliki? Padahal, bukankah ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah jua, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita .<br />Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih bertaqarub kepada-Nya .<br /><br /> Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-38447896196481669132010-10-28T06:30:00.003+08:002010-10-28T06:42:54.964+08:00Indonesia menangis<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGM_kXHOMoP5TmebPBBUfDveiMxX8hWTMrOytsS6HfXQwqZPGsa_tQUSuZ0a1F2fBp7Hg4aAMDo_eX8iYeI75l15Y4lSqAHP9a-5fAa9Ef_BSWpXR-ZKUNM9OA32QXjC6Kt9KIWDbnCe8B/s1600/images.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 264px; height: 191px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGM_kXHOMoP5TmebPBBUfDveiMxX8hWTMrOytsS6HfXQwqZPGsa_tQUSuZ0a1F2fBp7Hg4aAMDo_eX8iYeI75l15Y4lSqAHP9a-5fAa9Ef_BSWpXR-ZKUNM9OA32QXjC6Kt9KIWDbnCe8B/s320/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5532859528643994642" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiQWM37AmRjVDCl6rYg3TDZIJmXEv68oVoaoIxnTfViTuXudGRCLWKMws0mO-EC594lFTs_lSA9BK5mMI5ObfvGUBrMs9TFMg5NHsa7KpDZ2wMeCb-zcIFsTbtl24DBZnPRXsk2h9H0luj/s1600/www.reuters.com.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 241px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiQWM37AmRjVDCl6rYg3TDZIJmXEv68oVoaoIxnTfViTuXudGRCLWKMws0mO-EC594lFTs_lSA9BK5mMI5ObfvGUBrMs9TFMg5NHsa7KpDZ2wMeCb-zcIFsTbtl24DBZnPRXsk2h9H0luj/s320/www.reuters.com.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5532857653822505026" /></a><br /><br />Indonesia sedang menangis, benar-benar menangis atas terjadinya bencana alam yang beruntun, hiks hiks hiks ...<br />Saya turut prihatin atas terjadi Nya bencana alam TSUNAMI dan meletus nya GUNUNG MERAPI,<br />Semoga semua orang yang terkena musibah bisa diberi ketabahan, kesabaran, amiiiiin<br />dan yang meninggal bisa diterima disisi NYA Amin Ya Robbal Alamin<br /><br /><br />Berita pada kawan ...<br />lagu :<br /><br />Perjalanan ini Terasa Sangat Menyedihkan<br />Sayang Engkau Tak Duduk Disampingku Kawan<br />Banyak Cerita Yang Mestinya Kau Saksikan<br />Di Tanah Kering Bebatuan<br /><br />Tubuhku Terguncang Dihempas Batu Jalanan<br />Hati Tergetar Menampak Kering Rerumputan<br />Perjalanan ini Pun Seperti Jadi Saksi<br />Gembala Kecil Menangis Sedih Oooo<br /><br />Kawan Coba Dengar Apa Jawabnya<br />Ketika Ia Kutanya Mengapa<br />Bapak Ibunya Telah Lama Mati<br />Ditelan Bencana Tanah Ini<br /><br />Sesampainya Di Laut<br />Kukabarkan Semuanya<br />Kepada Karang Kepada Ombak Kepada Matahari<br />Tetapi Semua Diam Tetapi Semua Bisu<br />Tinggal aku Sendiri Terpaku Menatap Langit<br /><br />Barangkali Disana Ada Jawabnya<br />Mengapa Di Tanahku Terjadi Bencana<br /><br />Mungkin Tuhan Mulai Bosan Melihat Tingkah Kita<br />Yang Selalu Salah dan Bangga Dengan Dosa-dosa<br />Atau Alam Mulai Enggan Bersahabat Dengan Kita<br />Coba Kita Bertanya Pada Rumput Yang BergoyangMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-87220271177135683982010-10-11T17:53:00.003+08:002010-10-11T18:01:07.734+08:00Melunta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-NYln61KIj_kCZY70rTnCU6_gW9Oh7DeBfc_EiS65ntYUDCW0ptNwtjeX1Grie-0SN0_T5xDq2XbXZuWoxH3HRx7B0ItGHU27NTW5RAWIJ-__p98b4CqrOEu_gtE4-q2cW-6J0Ng7WFse/s1600/%E7%85%A7%E7%89%87000.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-NYln61KIj_kCZY70rTnCU6_gW9Oh7DeBfc_EiS65ntYUDCW0ptNwtjeX1Grie-0SN0_T5xDq2XbXZuWoxH3HRx7B0ItGHU27NTW5RAWIJ-__p98b4CqrOEu_gtE4-q2cW-6J0Ng7WFse/s320/%E7%85%A7%E7%89%87000.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5526726027190609506" /></a><br />Nasib-nasib ...<br />tadi turun kepehumaan berharaf dapat iwak banyak, sekalinya, rengge urang banyak banar, lalu kada tapi kawa ai menimbai lunta nya, rusak kena rengge urang mun aku timbai`i, kada rejeki kolo lei ...<br />sabar sabar heheheMuhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-36453508405856299922010-10-11T12:31:00.000+08:002010-10-11T12:32:11.309+08:00Hukum KonvergensiHukum Konvergensi<br />Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Kedua hal tersebut itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kiranya hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia, hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan belaka.<br />Tetapi perkembangan manusia itu bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi iya memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk. <br />Proses perkembangan manusia tidak hanya oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga.<br />Dengan adanya pendapat William Stern itu dapat kali kita katakan bahwa persoalan tentang pembawaan dan lingkungan itu sudah selesai? Belum! Dalam aliran yang menganut hukum konvergensi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yans dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan daripada pengaruh lingkungan, dan yang sebaliknya. Sementara itu kita belum puas pula dengan/atas jawaban dari hukum konvergensi itu, yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan (merupakan hasil) dari dua buah faktor ialah pembawaan dan lingkungan. <br />Kalau hal itu kita renungkan benar-benar, belum tepatlah kira-kira hal itu diperuntukkan bagi perkembangan manusia. Mungkin kata-kata itu lebih tepat dan benar jika kita katakan terhadap perkembangan hewan daripada terhadap manusia. <br /><br />Benarkah kalau kita mengatakan "Saya ini adalah hasil daripada pembawaan saya dan dari lingkungan saya?" Jika pertanyaan itu benar, seolah-olah manusia itu hanya merupakan hasil dari proses alam, yaitu pembawaan dan lingkungan belaka. Jika pembawaannya ini dan lingkunganya begitu, maka manusianya akan menjadi demikian; dan jika pembawaannya itu dan lingkungannya begini, maka manusianya adalah lain lagi, dan sebagainya. Jadi seolah-olah proses perkembangan pada manusia itu sama halnya dengan proses yang terjadi dalam ilmu kimia belaka. <br />Kalau begitu soalnya, tentunya akan lebih mudah lagi tugas ahli-ahli pendidik itu, yaitu: tinggal mencari jalan untuk mengetahui pembawaan seseorang (kalau memang pembawaan itu dapat diketahui dengan pasti dan segera) dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan atau pendidikan yang baik dan sesuai. Tetapi tidak hanya itu! Binatang memanglah hasil daripada pembawaan dan lingkungannya. Binatang hanya terserah kepada pembawaan keturunannya dan pengaruh-pengaruh lingkungannya. Perkembangan pada binatang seluruhnyaditentukan oleh kodrat, oleh hukum-hukum alam. <br />Tetapi perkembangan manusia bukan hasil belaka dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia tidak hanya diperkembangkan tetapi ia memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah mahluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Karena itulah ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya; ia dapat juga mengambil keputusan yang berlainan daripada apa yang pernah diambilnya. <br />Proses perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungannya yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Hasil perkembangan seseorang tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaan dan lingkungan saja. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: Jalan perkembangan manusia scdikit banyak ditentukan oleh pembawaan yang turun menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang tertentu berkembang menajdi sifat-sifat. Berilah contoh sebagai penjelasan! <br />Dari uraian di atas nyatalah sekarang bahwa pertanyaan: "Manakah yang menentukan perkembangan itu, pembawaankah atau lingkungan?" adalah bukan persoalan yang perlu dicari jawabnya; suatu pertanyaan yang jawabnya tidak ada. Semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat berkata-kata karena ia mempunyai pembawaan untuk berkata-kata, kemudian dilatih/ diajar berkata-kata (lingkungan). Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak ada, tidaklah mungkin kepandaian berkata-katanya dapat berkembang. <br />Mungkin akan lebih berarti jika pertanyaan tersebut di atas sebagai berikut; "Sampai dimanakah pembawaan atau lingkungan bertanggung jawab pada suatu perkembangan yang tertentu?" Demikian, jawabnya dapat kita rumuskan dengan singkat sebagai berikut: <br />Tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia dalam perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh lingkungannya, dan ada pula yang lebih ditentukan oleh pembawaannya. <br />Dari perumusan tersebut jelaslah bahwa tidak perlu kita mempersoalkan manakah yang lebih kuat atau lebih menentukan di anatara pembawaan dan lingkungan, terhadap perkembangan manusia. Biarpun demikian, dari pelajaran psikologi kita mengetahui bahwa kebanyakan dari para ahli psikologi-individual (antara lain Alfred Adler dan Kunkel) lebih menitik beratkan kepada pengaruh lingkungan, sedangkan ahli-ahli biologi dan ahli-ahli psikologi yang lain lebih menekankan kepada kekuatan/pengaruh pembawaan atau keturunan.<br />Lingkungan (environment)<br />lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen.<br />Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas).<br />Dari rumusan /definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya.<br />a. Macam-macam Lingkungan <br />Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain. <br />Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan kita/di sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat, tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensialsanggup/dapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual (yang sebenarnya) hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar mempengaruhi kita. <br />Menurut Sartain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut: <br />1) Lingkungan alam/luar (external or physical environment), <br />2) Lingkungan dalam (internal environment), dan <br />3) Lingkungan sosial/masyarakat (social environment). <br />Yang dimaksud dengan lingkungan alam/luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti; rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagaisnya. <br />Yang dimaksud dengan lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar/alam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan berada antara external dan internal environment kita. Karena makanan yang sudah dalam perut itu sudah/sedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal environment/lingkungan dalam. <br />Jadi sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas antara "diri kita sendiri" dengan "lingkungan kita". <br />Yang dimaksud dengan lingkungan sosial, ialah semua orang/manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. <br />Yang tidak langsung, melalui radio dan televisi, dengan membaca buku-buku, majalah-majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan dengan berbagai cara yang lain. <br />Masing-masing daripada kita, terutama dalam hal kepribadian kita adalah hasil inferaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita, karena interaksi ini maka tiap-tiap orang adalah unik, tiap orang memiliki kepribadian sendiri-sendiri yangberbeda-beda satu sama lain. Jika dalam hal individu-individu yang memiliki beberapa gen yang sama atau bersamaan lingkungan sosialnya, interaksi itu menghasilkan variasi-variasi/ perbedaan-perbedaan yang luas dalam personality. Anak kembar (siblings) yang mempunyai lingkungan sosial yang sama dan beberapa gen-gen yang bersamaan, serta anak kembar satu telur (identical twins) yang memiliki heredity yang sama dan lingkungan sosial yang berbeda-beda, kepribadiannya menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata. <br />Demikianlah jika kita hubungkan kembali antara pembawaan/keturunan (heredity) dan lingkungan dalain hal pengaruhnya terhadap perkembangan manusia, dapatlah kita katakan sebagai berikut: Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan (heredity) dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus kita tekankan pada kata interaksi. Interaksi antara keduanya (heredity and environment) itulah yang menentukan bagaimana hasil/keadaan/ perkembangan aspek-aspek tertentu daripada manusia. <br />Bagaimana Individu Berhubungan dengan Lingkungan? Untuk lebih menjelaskan apa yang telah diuraikan di atas, marilah kita ikuti lebih lanjut bagaimana individu berhubungan/berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk ini, baiklah kita mulai dengan mengemukakan pengertian tentang kepribadian (personality) manusia. Allport merumuskan kepribadian manusia itu sebagai berikut: "Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan”. <br />Dari rumusan/definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja. tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Kepribadian itu menjadi <br />kepribadian apabila keseluruhan sistem psikofisiknya, termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. <br />Menurut Woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam<br />1) Individu bertentangan dengan lingkungannya, <br />2) Individu menggunakan lingkungannya, <br />3) Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan <br />4) Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. <br />Sebenarnya keempat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu dapat kita rangkumkan menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk "menyesuaikan diri" (dalam arti luas) dengan lingkungannya. Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti: <br />1) mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyesuaian autoplastis). <br />2) mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri (penyesuaian diri alloplastis). <br />Contoh: <br />No. 1) Seorang mahasiswa yang belajar di negeri asing, Inggris umpamanya, ia menyesuaikan dirinya dengan lingkungan alamiah di sana: berpakaian panas dan tebal, membiasakan makan dan minum di sana, melakukan tata cara dan adat-istiadat yang berlaku di sana, dan sebagainya. <br />No. 2) Misalnya orang-orang transmigrasi dari Jawa Tengah ke Sumatera atau Kalimantan, meskipun tata-cara dan kehidupan masyarakat yang didatangi itu berbeda, namun sesampainya mereka di tempat yang baru itu mereka membuat dan mengatur rumahnya serta mengerjakan sawah-ladangnya menurut apa yang telah mereka lakukan di tempat asalnya. Juga cara-cara hidup dan pergaulan serta adat istiadatna. Bahkan pengaruh dari para transmigran inilah yang kemudian banyak merobah lingkungan dan masyarakat yang ditanganinya. <br />Pada umumnya, tiap-tiap individu itu menggunakan kedua cara penyesuaian diri tersebut, dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam interaksinya dengan lingkungannya. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />TEPOL_AL-BANJARI . . .Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8480126143861951273.post-45397476800723698572010-10-11T12:27:00.000+08:002010-10-11T12:30:02.783+08:00GOOD GOVERNANCE<span style="font-weight:bold;">Governance</span> adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau pengelolaan (management) bahwa kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah.Kata <br />Governance memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti bahwa fungsi oleh pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) perlu seimbang/setara dan multi arah (partisipatif). Governanve without government berarti bahwa pemerintah tidak selalu diwarnai dengan lembaga, tetapi termasuk dalam makna proses pemerintah.Good Governance tata pemerintahan yang baik dan atau menjalankan fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, struktur, aturan dll).<br />Clean Government pemerintah yang bersih dan berwibawa.`<br />Good Corporate tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih.<br />KONSEP GOOD GOVERNANCE<br />Perspektif governance mengimplementasikan terjadinya pengurangan peran pemerintah, sebagai institusi tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Pertanyaan bagaimana negara (pemerintah) menempatkan diri dan bersikap ketika berlangsung proses governing dalam konteks governance ? Atau bagaimana pemerintah berperan dalam memngelola negara atau publik ? Setidaknya terdapat enam prinsip yang ditawarkan yang dapat dijadikan acuan untuk menjawab pertanyaan ini, yaitu : <br />a.Dalam kolaborasi yang dibangun, negara ( baca : pemerintah) tetap bermain sebagai figur kunci namun tidak mendominasi, yang memiliki kapasitas untuk mengkoordinasi (bukan memobilisasi) aktor-aktor pada institusi-lnstitusi semi dan non-pemerintah, untuk mencapai tujuan-tujuan politik.<br />b. Kekuasaan yang dimiliki negara harus ditransformasikan, dari yang semula dipahami sebagai "kekuasaan atas" menjadi "kekuasaan untuk" menyelenggarakan kepentingan, memenuhi kebutuhan, clan menyelesaikan masalah publik.<br />c. Negara, NGO, swasta, dan inasyarakat lokal nlerupakan aktor-aktor yang memiliki posisi dan peran yang saling menyeimbangkan - untuk tidak menyebut setara.<br />d. Negara harus mampu mendesain ulang struktur dan kultur organisasinya agar siap dan mampu menjadi katalisator bagi institusi lainya untuk menjalin sebuah kemitraan yang kokoh, otonom, dan dinamis.<br />e. Negara harus melibatkan semua pilar masyarakat dalam prosos kebijakan mulai dari formmulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan, serta pemberian layanan politik<br />.f.Negara harus mampu meningkatkan kualitas responsivitas, adaptasi, dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan kepentingan, pemenuhan kebutuhan, dan penyelesaian masalah publik.Menurut UNDP (United Nation Development Program), <br />good governance <br />memiliki delapan prinsip sebagai berikut:<br />a. Partisipasi<br />b. Transparans<br />ic. Akuntabel<br />d. Efektif dan efisiensi<br />e. Kepastian hukum<br />f. Responsif<br />g. Konsensus<br />h. Setara clan inklusif<br />Ada pula yang menyebutkan sepuluh prinsip, mirip dengan daflar di alas, yalmi :a. Partisipasi : warga memiliki hak (clan mempergunakannya) untuk menyampaikan pendapat, bersuara dalain proses petumusan hebijakan publik, balk secara langsung maupun tidak langsung.b. Penegakan hukum: hukum diberlakukan bagi siapapun tanpa pengecualian, hak asasi manusia dilindungi, sambil tetap dipertahankannya nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.c. Transparansi: penyediaan inforinasi tentang pemerintali(an) bagi publik dan dijaminnya kemudahan di dalam memperolch informasi yang akurat clan memadai.d. Kesetaraan: adanya peluang yang lama bagi setiap anggota masyarakat untuk beraktivitasiberusaha.e. Daya tanggap : pekanya para pengclola instansi publik terhadap aspirasi masyarakat.f. Wawasan ke depan: pengelolaan masyarakat hendaknya dimulai dengan visi, misi, dan strategi yang jelas.g. Akuntabilitas: laporan para penentu kebijakan kepada para warga.h. Pengawasan publik: terlibatnya warga dalam mengontrol kegiatat pemerintah, termasuk parlemen.i. Efektivitas clan efisiensi : terselenggaranya Icegiatan instansi publik dengan menggunakan cumber daya yang tersedia secara optimal clan bertanggnung jawab. Indikatornya antara lain : pelayanan mudah, cepat, tepat, dan murah.<br />Profesionalisme : tingginya kemampuan clan moral para pegawai pernerintah, termasuk parlemen.<br />C. Kondisi Good Governance di Indonesia <br />Laporan Global Competitiveness Report yang dipullikasikan oleh World Economic Forrmr (WFF) yang nienganalisis daya saing ekonomi dengan dua pendekatan, yakni pendekatan peilumbuhan ekonomi (OCI) dan pendekatan mikro ekonomi (MCI) rnenunjukkan baltwa peringkat daya saing perekonomian Indonesia (Growth Competitiveness Index/M) merosot lagi clari urutan ke-64 di tahun lalu (2001) ke urutan 67 (dari 80 negara) di tahun ini, clan daya saing mikroekonomi (Microeconomic Competitiveness hndex/MCI) turun sembilan tingkat, dari urutan ke-55 menjadi ke-63.Sebelumnya sebuah suivei yang dilaporkan pada bulan Juni tahun 2001, yang dilakukan olch Political and Economic Risk Consultancy (PERC), menempatkan Indonesia dalam kelompok dengan resilco polilik clan ekonomi terburuk di antara 12 negara Asia bersama Cina clan Vietnam. Dilihat dari kebutuhan dunia akan usaha akan kepercayaan investor yang menuntut adanya corporate governance berdasarkan prinsip-prinsip dan praktek yang direrima secara internasional (International Best Practice) maka terbentuknya Komite Nasional mengenal Kebijakan corporate governance National Commite on Corporate Fovernance (NCCG) di bulan lgustus tahun 1999 merupakan suatu tonggak penting dalam sejarah perkembangan GG di Indonesia.Selanjutnya seorang pengamat mencoba mengkaji kadar penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Indonesia, beliau menyimpulkan bahwa ada beberapa pertanyaan yang perlu diperhatikan, apabila Indonesia akan menciptakan pemerintahan yang baik, antara lain :<br />•Bagaimana relasi antara pemerintah dan rakyat.<br />•Bagaimana kultur pelayanan publik<br />•Bagaimana praktik KKN<br />•Bagalinana kuantitas dan kualitas konflik antara level pemerintah<br />•Bagainlana kondisi tersebut c11 propinst'kabupatcn kota.Dari kajian yang dilaksanakan maka diternukan ciri pemerintahan yang buruk, tidak efisien dan tidak efektif, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1.Relasi antara pemerintah dan rakyat berpola serba negara2.Kultur Pemerintah sebagai tuan dan bukan pelayan3.Patologi pemerintah dan kecenderungan KKN4.Kecenderungan lahirnya etno politik yang kuat5.Konflik kepentingan antar pemerintah.<br />@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@<br />Tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani dan sektor swasta. Untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu dibangun dialog antara pelaku-pelaku penting dalam negara, agar semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa kesepakatan yang dilahirkan dari dialog ini kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi rakyat tersumbat.Tata pemerintahan yang baik bukanlah suatu hal yang baru. labi Muhammad S.A.W telah mempraktekkan tata pemerintahan semacam ini di Madinah. Di berbagai pelosok Musantara seperti di Sumatra Barat, Bali, dan banyak daerah lainnya masyarakat tradisional telah menerapkan tata pemerintahan yang baik. Konsep yang kini dikemas dalam kata-kata modern ini semenjak dulu sesungguhnya telah dijalankan di tingkat desa di hampir semua daerah di Indonesia.<br />Menurut Dokumen Keijakan UNDP :Tata pemerintahan adalah pengunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.Sumber:Tata Pemerintahan menunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan, Januari 1997 – Dokumen Kebijakan UNDP.<br />CIRI TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK<br />1.Mengikutsertakan semua<br />2.Transparan dan bertanggung jawab<br />3.Efektif dan adil<br />4.Menjamin adanya supermasi hukum<br />5.Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat<br />6.Memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.<br />UFISUR-UNSUR TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK<br />1.PARTISIPASI<br />Semua pria dan wanita mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, balk secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.<br />2. SUPREMA5I HUKUM<br />Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.<br />3. TRANSPARAN51<br />Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembagalembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.<br />4. CEPAT TANGGAP <br />Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.<br />5. MEMBANGUN KONSENSUS<br />Tata pemerintahan yang balk menjembatani kepentingankepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur.<br />6.KESETARAAN<br />Semua pria dan wanita mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.<br />7.EFEKTIF DAN EFI5IEN<br /> Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.<br />8. BERTANGGUNG JAWAB<br />Para pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan dan dari apakah bagi organisasi itu keputusan tersebut bersifat ke dalam atau ke luar.<br />9. VISI STRATEGIS<br />Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang balk dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.Muhammad Syarwanihttp://www.blogger.com/profile/10747134504087212725noreply@blogger.com0